Sunday, July 31, 2016

KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI

KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI
Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa inggris ”Consumtion”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barangbarang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Teori Konsumsi adalah teori   yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.(Dumairy, 1996)
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan : i. Fungsi konsumsi ialah : C = a + By. Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi ratarata. Kencondongan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah inggrisnya Marginal Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPC = Yd . CΔ
Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula : APC = Yd.C
Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPS = Yd.SΔ.
Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity to Save), menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula : APS = Yd. S (Sadono Sukirno, 2003: 94-101).
  1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.Berdasarkan tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan mengkonsumsi marginal
(N.G Mankiw, 2003 : 425-426)
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi
konsumsi Keynes :
·         Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan.
·         Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.
·         Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes variabel pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.
·         Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung. (Soediyono Reksoprayitno, 2000: 146 ).
                  Teori konsumsi Keynes
  1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)
Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah :
·         Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.
·         Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang menciptakan kekayaan). Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. (Guritno Mangkoesoebroto, 1998: 72).
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian pula bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi. (Suparmoko, 1991: 70)
Cp = kYp
Yp
Cp
 











Fungsi konsumsi dengan APC = MPC menurut hipotesis pendapatan permanen

  1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pension saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan  ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain. (Suparmoko, 1991: 73-74).
Teori Konsumsi siklus hidup atau life cycle dikemukakan oleh A.Ando , R.Brumberg dan F.Modligani. Teori ini mencoba menjelaskan tentang perilaku konsumsi seseorang berdasarkan pada umur dalam dalam siklus hidupnya.
Sumbu vertikal menunjukkan pengeluaran konsumsi (C ), dan besarnya pendapatan (Y), sedangkan  sumbu horizontal menunjukkan  fungsi  dari waktu (time). Dalam  hal ini Y merupakan kurva pendapatan dan C merupakan kurva konsumsi.

  1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.
Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat. (Soediyono Reksoprayitno, 2000). Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:
a.       Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
b.      Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.(Guritno Mangkoesoebroto, 1998: 70).


      Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif

B.     BEBERAPA VARIABEL LAIN YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI

Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar seperti sebagai berikut:
1.      Selera
Di antara orang-orang yang berumur sama dan berpendapatan sama, beberapa orang dari mereka mengkonsumsi lebih banyak dari pada yang lain. Hal ini dikarenakan ada nyaperbedaan sikap dalam penghematan (thrift).
2.      Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan dan keadaan keluarga. Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok umur muda dan terus meninggi dan mencapai puncaknya pada umur pertengahan, dan akhirnya turun pada kelompok tua. Demikian juga dengan pendapatan yang ia sisihkan (tabung) pada kelompok umur tua adalah rendah. Yang berarti bagian pendapatan yang dikonsumsi relatif tinggi pada kelompok muda dan tua, tetapi rendah pada umur pertengahan. Dengan adanya perbedaan proporsi pendapatan untuk konsumsi diantara kelompok umur, maka naiknya umur rata-rata penduduk akan mengubah fungsi konsumsi agregat.
3.      Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implisit, sering dimasukan dalam fungsi konsumsi agregat sebagai faktor yang menentukan konsumsi. Seperti dalam hipotesis pendapatan permanen yang dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando dan Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih (net worth) dari suatu kekayaan merupakan faktor penting dalam menentukan konsumsi.
4.      Keuntungan / Kerugian Capital
Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari kapital akan mendorong tambahnya konsumsi, sebaliknya dengan adanya kerugian kapital akan mengurangi konsumsi. Menurut John J. Arena menemukan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi agregat dan keuntungan kapital karena sebagian saham dipegang oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi dan konsumsi mereka tidak terpengaruh oleh perubahan perubahan jangka pendek dalam harga surat berharga tersebut. Sebaliknya Kul B. Bhatia dan Barry Bosworth menemukan hubungan yang positif antara konsumsi dengan keuntungan kapital.
5.      Tingkat harga
Naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bila seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan tingkat harga secara proposional, maka ia dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion) seperti halnya pendapat ekonomi kasik. Sebaliknya bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang dikemukakan Keynes.
6.      Barang tahan lama
Barang tahan lama adalah barang yang dapat dinikmati sampai pada masa yang akan datang (biasanya lebih dari satu tahun). Adanya barang tahan lama ini menyebabkan timbulnya fluktuasi pengeluaran konsumsi. Seseorang yang memiliki banyak barang tahan lama, seperti lemari es, perabotan, mobil, sepeda motor, tidak membelinya lagi dalam waktu dekat. Akibatnya pengeluaran konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung menurun pada masa (tahun) yang akan datang. Pengeluaran konsumsi untuk jenis barang ini menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga pada periode tersebut pengeluaran konsumsi secara keseluruhan juga berfluktuasi.
7.      Kredit
Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan sangat erat hubungannya dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga. Adanya kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli barang pada waktu sekarang dan pembayarannya dilakukan di kemudian hari. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa adanya fasilitas kredit menyebabkan rumah tangga akan melakukan konsumsi yang lebih banyak,karena apa yang mereka beli sekarang harus dibayar dengan penghasilan yang akan datang. Konsumen akan memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan pembayaran dengan cara kredit, misalnya tingkat bunga, uang muka dan waktu pelunasannya. Tingkat bunga tidak merupakan faktor dominan dalam memutuskan pembelian dengan cara kredit, sebagaimana faktor-faktor yang lain seperti uang muka dan waktu pelunasan. Kenaikan uang muka akan menurunkan jumlah uang yang hurus dibayar secara kredit. Sedangkan semakin panjang waktu pelunasan akan meningkatkan jumlah uang yang harus dibayardengan kredit. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kejelasan mengenai pengaruh kredit terhadap pengeluaran konsumsi. (Suparmoko, 1991: 74-77).

Permintaan Uang, Penawaran Uang dan Suku Bunga

A.    Permintaan Uang, Penawaran Uang dan Suku Bunga
1.      Penawaran dan Permintaan uang
Penwaran atau permitaan uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian dan dapat digunakan untuk membiayai transaksi-transaksi yang dilakukan dalam masyarakat. Ada dua konsep dari penawaran uang yaitu, M1 dan M2. M1 meliputi uang kertas dan logam yang ada pada peredaran (uang kartal), dan tabungan giral dalam bank-bank umum/ pedagangan yang komersial. Sedangkan M2, yaitu pengertian penwaran yang lebih luas, meliputi M1 dan ditambah dengan tabungan masyarakat yang didepositokan dalam bank komersial.
Permintaan uang adalah permintaan saldo uang rill (real money balances) karena masyarakat memegang uang berdasarkan apa yang ingin dibeli. Semakin tinggi tingkat harga, maka semakin besar keseimbangan nominal yang harus dipegang seseorang agar dapat membeli sejumlah barang. Jika tingkat harga naik dua kali, maka seseorang yang memegang keseimbangan nominal dua kali lebih banyak agar dapat membeli sejumlah barang. Permintaan saldo riil tergantung pada tingkat pendapatan riil dan suku bunga. Tergantung pada tingkat pendapatan riil karena individu memegang uang untuk membayar pembelian, yang kembali tergantung pada pendapatan. Permintaan uang juga tergantung pada biaya memegang uang. Biaya memegang uang adalah keuntungan yang hilang jika memegang uang dibanding memegang aset lain. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin besar biaya memegang uang, dan berhubungan dengan itu, semakin kecil uang kas yang dimiliki pada tingkat pendapatan. Individu dapat membuat uang mereka lebih ekonomis ketika suku bunga naik dengan cara mengatur uang yang benar serta membuat transfer dari uang ke obligasi begitu uang mereka bertambah. Jika suku bunga sebesar 1 persen, terdapat sedikit keuntungan dari memegang obligasi disbanding uang. Tetapi ketika suku bumga sebesar 10 persen, adalah berharga usaha-usaha untuk tidak memegang uang lebih dari kebutuhan belanja sehari-hari.
2.      Suku Bunga
Menurut   Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a)    Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk  diinvestasikan.
b)    Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sector lain.
c)    Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

B. Kurva LM
Kurva LM menjelaskan kombinasi pendapatan Y dan tingkat bunga r yang memenuhi kondisi ekuilibrium pasar uang.
M/P = L(r1Y)
                                   

Persamaan ini secara sederhana menyamakan jumlah uang beredar dan permintaan uang. Kita dapat mempelajari lebih jauh tentang kurva LM dengan mempertimbangkan kasus di mana fungsi permintaan uang adalah linear, yaitu :
L(r,Y)=eY-fr1
 



Di mana e dan f adalah angka yang lebih besar dari nol. Nilai e menentukan berapa besar permintaan uang meningkat ketika pendapatan naik. Nilai f menentukan berapa banyak permintaan uang turun ketika tingkat bunga naik. Ada tanda minus di depan symbol tingkat bunga karena permintaan uang berhubungan terbalik dengan tingkat bunga.
M/P = eY-fr
Ekuilibrium pasar uang sekarang dijelaskan dengan
                                   

Untuk melihat apa yang ditunjukkan persamaan ini, ubahlah persamaan di atas sehingga symbol r ada di sisi kiri. Kita peroleh
            r = (e/f)Y – (1/f)M/P
                       

Persamaan ini memberi kita tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang untuk setiap nili pendapatan dan keseimbangan berdasarkan riil. Kurva LM menggambarkan persamaan ini untuk nilai Y dan r yang berbeda berdasarkan nilai M/P yang tetap.
            Dari persamaan terakhir, kita bisa memberivikasi beberapa kesimpulan tentang kurva LM. Pertama, karena koefisien pendapatan adalah positif, kurva LM miring ke atas: pendapatan yang lebih tinggi membutuhkan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk menyeimbangkan pasar uang. Kedua, karena koefisien keseimbangan uang riil adalah negative, penurunan dalam keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas dan kenaikan dalam keseimbangan uang riil menggeser kurva Lm ke bawah.
1.      Kurva Permintaan Agregat
Untuk menemukan persamaan permintaan agregat, kita harus menemukan tingkat pendapatan yang memenuhi persamaan IS dan LM. Untuk melakukannya, masukkanlah persamaan LM pada tingkat bunga r ke dalam persamaan IS guna mendapatkan
Dengan beberapa manipulasi aljabar kita bisa mencari Y. Persamaan akhir untuk Y adalah
di mana z = f [f+del(1-b)] adalah gabungan dari beberapa parameter yang besarnya antara nol dan satu.
            Persamaan terakhir ini menunjukkan kurva permintaan agregat secara aljabar. Disebutkan bahwa pendapatan tergantung pada kebijakan fiscal G dan T, kebijakan moneter Mdan tingkat bunga P. Kurva perminataan agregat menggambarkan persamaan ini untuk nilai P dan Y yang berbeda berdasarkan nilai G, T, dan M yang tetap.
2.      Pasar Uang dan Kurva LM
M/P = L(r*, Y)
Model Mundell-Fleming menunjukkan pasar uang denga persamaan yang telah kita kenal dari model IS-LM dengan asumsi tambahan bahwa tingkat bunga domestic sama dengan tingkat bunga dunia :
                                               
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang riil, M/P sama dengan permintaan L(r,Y). Permintaan terhadap keseimbangan uang riil bergantung secara negatif pada tingkat bunga, yang sekarang ditetapkan sama dengan tingkat bunga dunia r* dan secara positif pada pendapatan Y. Jumlah uang beredar M adalah variabel eksogen yang dikendalikan oleh bank sentra, dank arena model Mundell Fleming dirancang untuk menganalisis fluktuasi jangka pendekmaka tingkat harga P juga diasumsikan tetap secara eksogen.
3.      Cara Lain Membentuk Kurva LM
Menggunakan Grafik 4-Kuadran
Dengan menggunakan grafik 4-kuadran dapat ditunjukkan hubungan di antara suku bunga dengan pendapatan nasional melalui kedua-dua pengamatan berikut: (i) hubungan di antara suku bunga dengan permintaan uang untuk spekulasi, dan (ii) hubungan di antara permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dengan pendapatan nasional. Berdasarkan kepada sifat kedua-dua hubungan tersebut, dan memisalkan penawaran uang adalah tetap, dengan menggunakan grafik 4-kuadran dapatlah dibentuk kurva LM. Pendekatan ini ditunjukkan dalam Gambar 5.10.
Grafik (a) menggambarkan hubungan di antara permintaan uang untuk spekulasi dan suku bunga, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh kurva M° yang sifatnya adalah: semakin tinggi suku bunga semakin sedikit permintaan uang untuk spekulasi. Dalam grafik (c) ditunjukkan pula permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga M° dan sifatnya adalah: makin tinggi pendapatan nasional, semakin besar permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Untuk menunjukkan keseimbangan di pasaran uang kita perlu pula mengetahui penawaran uang dalam perekonomian, dan penawaran uang tersebut digambarkan oleh kurva Ms pada grafik (b). Dalam grafik itu dimisalkan jumlah penawaran uang adalah M0 dan nilai ini dapat dilihat pada sumbu tegak dan sumbu datar. Dengan demikian garis penawaran uang Ms adalah suatu garis lurus yang membentuk sudut 45° dengan sumbu tegak dan sumbu datar. Dengan menggunakan ketiga-tiga grafik tersebut dapat ditunjukkan cara membentuk kurva LM dalam grafik (d).
Seperti telah diterangkan sebelumnya, keseimbangan pasaran uang tercapai apabila pada suatu suku bunga tertentu penawaran uang sama dengan permintaan uang. Maka dalam keseimbangan di pasaran uang pada setiap kadar bunga berlaku persamaan
Berdasarkan kepada syarat keseimbangan ini sekarang akan diperhatikan dua keseimbangan di pasaran uang, yaitu pada suku bunga r0 dan r. Pada grafik (a.) ditunjukkan, apabila suku bunga adalah r0 maka permintaan uang untuk spekulasi adalah Msp. Pada grafik (b) nilai permintaan untuk spekulasi sebanyak Msp tersebut dapat disamakan dengan nilai M„ - Mt° pada sumbu tegak.





r
LM
(d) Kurva LM
9
Y
A
B
GAMBAR 5.10
r
(a)    untuk spekulasi
9
(b) Penawaran uang  
 f(y)
Y
(c)  Untuk Transakasi



C. Faktor-Faktor yang Menentukan Kecondongan Kurva LM
Seperti halnya dengan pendekatan yang digunakan untuk menerangkan kurva IS, dalam menerangkan kurva LM perlu pula difahami lebih lanjut sifat-sifat kurva LM dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecondongan dan kedudukan kurva LM. Uraian berikut akan menerangkan kedua-dua hal tersebut.
Dua faktor. menentukan kecondongan kurva LM, yaitu: (i) kecondongan kurva permintaan uang untuk spekulasi (M^), dan (ii) kelajuan peredaran uang untuk transaksi. Uraian berikut menerangkan bagaimana kedua-dua faktor ini mempengaruhi kecondongan kurva LM.
1. Efek kecondongan permintaan uang untuk spekulasi Kecondongan kurva permintaan uang untuk spekulasi M" akan menentukan sampai di mana permintaan itu akan berubah apabila suku bunga berubah. Apabila M" semakin landai, suatu perubahan suku bunga akan menimbulkan perubahan yang lebih besar ke atas permintaan uang untuk spekulasi.    Sebagai akibatnya permintaan uang untuk transaksi dan awasan berkurang dengan jumlah yang lebih besar. Apabila pemiintaan uang untuk spekulasi dan berjaga-jaga lebih besarperubahannya sebagai akibat suatu perubahan suku bunga maka pendapatan nasional pada keseimbangan pasaran uang akan menj adi lebih rendah dari apabila kurva pennintaan uang untuk spekulasinya adalah curam. Berdasarkan kepada sifat hubungan ini dapatlah dirumuskan sifat kecondongan kuiva LM, yaitu: semakin sensitifpermintaan uang untuk spekulasi terhadap perubahan suku bunga, yaitu semakin landai permintaan uang untuk spekulasi, semakin landai bentuk kurva LM. Gambar 5.11 akan membantu anda memahami rumusan mengenai hubungan di antara bentuk kurva M° dengan kurva LM.
Dalain grafik (a) ditunjukkan dua kurva permintaan uang untuk spekulasi, M° dan M°' . Pada suku bunga rQ kedua-dua kurva itu berpotongan, yaitu pada titik A. Apabila dimisalkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga adalah sama untuk kedua-dua kurva permintaan uang untuk spekulasi tersebut, perubahan suku bunga akan menimbulkan efek yang berbeda ke atas perubahan keseimbangan di pasaran uang. Untuk kurva M° , perubahan suku bunga dari r0 menjadi r, akan menyebabkan permintaan uang untuk spekulasi bertambah dari MSP menjadi ML,







GAMBAR 5.11
SENSITIVITI   PERMINTAAN   UANG  UNTUK SPEKULASI DAN KURVA LM



(a) MD untuk spekulasi                 (b) Kurva LM



Pertambahan ini mengurangi permintaan uang untuk transaksi di mana AM° = M^, - MS|,. Karena ini inerupakan perubahan yang relatif sedikit, maka pendapatan nasional yang mewujudkan keseimbangan pasaran uang pada rr mengalami pengurangan yang relatif sedikit juga. Pada mulanya misalkan pada suku bunga r. Dendapatan nasional yang tercapai pada keseimbangan pasaran uang adalah Y0. Pada ketika ini keseimbangan di pasaran uang ditunjukkan oleh titik A. Ini >erarti dalam kasus ini, pengurangan suku bunga dari r„ menjadi r, akan nenurunkan pendapatan nasional ke tingkat Y,. Maka pada suku bunga r, ceseimbangan pasaran uang digambarkan oleh titik B. Garis yang melalui A dan 3, yaitu kurva LM! adalah kurva keseimbangan pasaran uang yang berhubungan iengan permintaan uang untuk spekulasi yang digambarkan oleh M" .
Untuk kasus permintaan uang M^1, perubahan suku bunga dari r0 nenjadi r, menyebabkan permintaan uang untuk spekulasi bertambah dari Msp ncnjadi M|p — yang menggambarkan suatu perubahan yang relatif besar. )engan memisalkan sifat permintaan uang untuk transaksi adalah sama dengan casus sebelumnya, perubahan permintaan uang untuk spekulasi yang relatif lesar tersebut akan mengurangi tersedianya uang untuk transaksi, yang icngurangannya juga lebih besar. Apabila uang yang tersedia untuk transaksi icmakin kecil, pendapatan nasional yang dicapai pada keseimbangan pasaran lane pada suku bunga f,, juga akan menjadi semakin kecil. Misalkan icseimbangan itu dicapai pada pendapatan negara Y,. Dengan demikian teseimbangan di pasaran uang ditunjukkan oleh titik C. Berdasarkan perubahan seseimbangan dari A ke C apabila perubahan suku bunga adalah dari rQ menjadi , maka garis CD, atau kurva LM„ adalah kurva yang menunjukkan ICSeimbangan pasaran uang apabila kurva permintaan uang untuk spekulasi idalall Ms . Analisis di atas membuktikan bahwa apabila kurva permintaan tang untuk spekulasi adalah lebih landai, kurva LM juga lebih landai.

2 Efek kelajuan peredaran uang Di samping ditentukan oleh kccondongan kurva permintaan uang untuk spekulasi, kecondongan kurva LM ditentukan pula oleh nilai V, yaitu kelajuan peredaran uang. Dalam grafik nilai V menentukan kecondongan kurva permintaan uang untuk transaksi ( M^ ) dan sifat pertaliannya idalah semakin tinggi nilai V semakin landai kurva M". Dalam grafik (b) pada iambar 5.12 digambarkan Mt adalah lebih condong dari Mt . Dengan lemikian Mt adalah disebabkan oleh kelajuan peredaran uang yang relatif rendah, manakala Mt menggambarkan peredaran uang yang lebih cepat.
Untuk membentuk kurva LM yang berhubungan dengan masing-masing permintaan uang untuk transaksi tersebut akan dimisalkan (i) pada suku bunga r( lihat grafik z), jumlah permintaan uang untuk transaksi adalah M° (lihat grafik >),  dan  (ii)  pada   suku bunga  r2 jumlah  permintaan  uang  untuk  transaksi
GAMBAR 5.12


(a) Kurva LM


Pendapatan nasional
sional


M


=  M


KELAJUAN PLREDARAN UANG DAN KURVA LM
(b) permintaan uang untuk transaksi
Pendapatan nasional
meningkat menjadi M." . Berdasarkan kepada pemisalan ini sekarang akan dibentuk kurva LM yang ditentukan oleh kedua-dua kurva permintaan uang yang digambarkan dalam grafik (b). Perhatikan terlebih dahulu bagaimana kurva M° akan menentukan kurva LM. Apabila jumlah permintaan uang untuk transaksi adalah M: dan suku bunga r{ keseimbangan di pasaran uang dicapai pada pendapatan negara YA. Titik A menggambarkan keadaan keseimbangan tersebut. Kenaikan suku.bunga menjadi r, meningkatkan jumlah permintaan uang untuk transaksi menjadi M° dan perubahan ini menyebabkan keseimbangan di pasaran uang dicapai pada pendapatan nasional YB. Berarti keseimbangan dicapai  di  titik B.     Dengan  demikian kurva  LM,  yang  dibentuk  dengan menggabungkan titik A dan B merupakan kurva keseimbangan di pasaran uang yang mempunyai hubungan dengan kurva M°
Seterusnya akan diperhatikan bentuk kurva LM apabila permintaan uang untuk transaksi ditunjukkan oleh M^31. Apabila jumlah permintaan uang untuk transaksi adalah M° dan suku bunga r, keseimbangan di pasaran uang dicapai pada pendapatan nasional Yc. Keseimbangan di pasaran uang ■ ditunjukkan oleh titik C. Peningkatah suku bunga dari r, menjadi r, akan [ menmgkatkan jumlah permintaan uang untuk transaksi menjadi M° . Dengan demikian keseimbangan di pasaran uang - yang ditunjukkan oleh titik D dicapai pada pendapatan nasional YD. Kurva yang melalui C dan D, yaitu kurva LM menggambarkan keadaan keseimbangan di pasaran uang di berbagai tingkat pendapatan nasional dan suku bunga apabila kurva permintaan uang untuk transaksi adalah MtD1. Berdasarkan analisis ini dapatlah disimpulkan bahwa semakin condong kurva permintaan uang untuk transaksi (berarti semakin kecil nilai V) semakin condong kurva LM.

D. Faktor-Faktor yang Menentukan Kedudukan Kurva LM
Tiga faktor menentukan kedudukan kurva LM dalam grafik, yaitu: (i) sifat danpada permintaan untuk spekulasi atau M°, jumlah penawaran uang dalam perekonomian dan (ii) kelajuan peredaran uang, yaitu besarnya nilai V. Untuk menerangkan bagaimana masing-masing faktor ini akan menentukan kedudukan kurva LM dalam grafik - yaitu jaraknya ke sumbu tegak, akan dimisalkan suatu jumlah tertentu dan sejumlah tertentu penawaran uang. Sesudah itu akan dilihat pengai-uh pemisalan ini ke atas kedudukan kurva LM dalam grafik.  Untuk tujuan ini perhatikan Gambar 5.13.
1 Efek kedudukan kurva permintaan uang untuk spekulasi Terlebih dahulu akan dimisalkan permintaan uang untuk spekulasi adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva M° dalam grafik (a). Dengan demikian, pada suku bunga r0 permintaan uang untuk spekulasi adalah Msp. Seterusnya misalkan pula penawaran uang adalah Ms. Berdasarkan kepada kedua-dua pemisalan ini nilai permintaan uang untuk transaksi dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
M°   =    Ms-Msp
Telah diterangkan sebelum ini bahwa permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh pendapatan nasional, yaitu seperti yang dinyatakan dalam formula:
M^5   =   k . Y   atau    Mf / k = Y
Biasanya sifat pertalian ini' dinyatakan dengan persamaan di mana Y adalah pendapatan nasional dan k adalah suatu pecahan yang merupakan kebalikan dari nilai V, yaitu nilai kelajuan peredaran uang (Berarti: k = 1/V ). Sebagai contoh, apabila dalam suatu perekonomian sejumlah stok uang digunakan sebanyak 5 kali
GAMBAR 5.13 PERMINTAAN UANG UNTUK SPEKULASI DAN KEDUDUKAN KURVA LM
r
(a)    Permintaan uang untuk spekulasi
r
(b) Kedudukan kura LM
setahun untuk transaksi, nilai V adalah 5 dan nilai k = — . Dalam persamaan di atas M° adalah suatu nilai yang tetap dan k juga nilai yang tidak berubah. Berarti Y merupakan suatu nilai tetap tertentu, dan dalam grafik (b) dimisalkan nilainya adalah Y . dan dalam persamaan ini berarti MtD= kY0.
Oleh karena suku bunga adalah r0 maka keseimbangan di pasaran uang dicapai di litik E0 dan LM0 merupakan kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasaran uang pada berbagai suku bunga apabila (i) penawaran uang Ms, (ii) kurva permintaan uang untuk spekulasi adalah M°'dan (iii) kelajuan peredaran uang adalah V.
Untuk melihat pengaruh kedudukan permintaan uang untuk spekulasi ke atas kurva LM, seterusnya misalkan kurvanya berubah dari M°' menjadi MSD. Perubahan ini menycbabkan pada suku bunga r0 permintaan uang untuk spekulasi bertambah dari Msp menjadi M^p. Oleh karena penawaran uang tetap sebanyak Ms, maka uang yang terscdia untuk transaksi berubah menjadi
MtDI= Ms - M^
dimana M°' lebih kecil dari M° . Tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan pasaran uang yang baru dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
M°'  =    kY,
Nilai k tetap besarnya, sedangkan M°' lebih kecil dari M^. Dengan demikian nilai Y adalah lebih kecil dari Y0. Titik E, menggambarkan keseimbangan yang bai-u di pasaran uang pada suku bunga r0 manakala LM, adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan pasaran uang pada berbagai suku bunga apabila digunakan pemisalan-pemisalan seperti yang baru saja diterangkan.
2.   Efek penawaran uang
Berdasarkan kepada analisis di atas mengenai hubungan
di antara kedudukan kurva permintaan uang untuk spekulasi dan kedudukan kurva
LM, dapatlah dinyatakan kesimpulan berikut: semakin ke kanan kedudukan
permintaan uang untuk spekulasi semakin kekiri kedudukan kurva LM.
Seterusnya,
untuk melihat pengaruh perubahan penawaran uang ke atas keseimbangan di
pasaran uang dan kedudukan kurva LM, akan dimisalkan keadaan yang pertama
sekali diterangkan pada Gambar 5.13, tetapi sekarang dimisalkan penawaran uang
bertambah dari Ms menjadi Mf. Perubahan ini akan menyebabkan pada suku bunga
r permintaan uang untuk transaksi meningkat menjadi M"2 dan nilainya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
M°2  =   M* - Msp
Oleh karena M°2 lebih besar dari M° maka keseimbangan baru di pasaran uang apabila penawaran uang adalah M^ adalah lebih tinggi dari Y0. Andaikan pendapatan nasional itu adalah Y,, Nilai Y2 dapat dihitung dengan persamaan
M,D2 =     kY2
Oleh karena Y, lebih besar dari Y0 maka sebagai akibat dari penawaran uang yang lebih banyak maka kurva LM yang baru (tidak digambarkan) akan terletak di sebelah kanan dari LM0 pada Gambar 5.13. Kesimpulan: semakin besar jumlah penawaran uang, semakin ke kanan kedudukan kurva LM.
3.   Efek kelajuan peredaran uang
Dengan menggunakan Gambar 5.14 akan diperhatikan kan pula bagaimana nilai V, yang akan menentukan kecondongan kurva permintaan uang untuk transaksi MtD , akan mempengaruhi kedudukan kurva LM. Dalam analisis yang berikut dimisalkan penawaran uang adalah tetap dan pada suku bunga r0 jumlah permintaan uang untuk transaksi adalah M°
Seterusnya dimisalkan ada dua kurva permintaan uang untuk transaksi, yaitu M°
yang berkaitan dengan nilai V yang rendah dan menyebabkan kurvanya lebih
C
(a) Kurva LM
A
C
Pendapatan nasional
Pendapatan nasional
(b) Permintaan uang untuk transaksi
B
D

menanjak, dan M, yang berkaitan nilai V yang tinggi dan oleh sebab itu kurvanya lebih landai. Grafik (b) menunjukkan titik A menggambarkan keadaan di mana apabila jumlah permintaan uang untuk transaksi adalah MD dan kurva permintaan uang untuk transaksi adalah Mf maka pendapatan nasional°pada ketika d-icapai keseimbangan di pasaran uang adalah YQ. Seterusnya grafik (a) menunjukkan hubungan di antara pendapatan nasional Y0 dengan suku bunga r dan hubungan itu ditunjukkan oleh titik E„. Misalkan suku bunga turun menjadi r,. Ini akan menyebabkan permintaan uang untuk spekulasi bertambah dan akan mengurangi uang yang tersedia untuk transaksi dan berjaga-jaga. Apabila yang tersedia untuk transaksi berkurang menjadi M? , keseimbangan di pasaran uang akan tercapai pada pendapatan nasional Y, (lihat titik C dan E,).   Titik E, pada grafik (a) menunjukkan hubungan di antara suku bunga r2 dan pendapatan nasional Y Dengan demikian LM0 - yang melalui E0 dan E2 merupakan keluk LM yang b'erkaitan dengan nilai V yang rendah. Dengan cara yang sama dapat dituniukkan bahwa kurva LM, menggambarkan keseimbangan di pasaran uang nada berbagai suku bunga apabila sifat permintaan uang untuk transaksi digambarkan oleh kurva M°'-yaitu apabila nilai V tinggi. Kesimpulan: semakin laju peredaran uang, vang berarti semakin landai kurva permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (M,D), semakin ke kanan kurva LM.
E. Cara Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM
Pada kenaikan jumlah uang beredar, kenaikan pada M menyebabkan kenaikan keseimbangan uang riil M/P, karena tingkat P adalah tetap dalam jangka pendek. Teori Preferensi Likuiditas menunjuakan bahwa untuk setiap tingkat pendapatan, kenaikan keseimbangan uang riil menyebabkan turunnya tingkat bunga. Karena itu, kurva LM bergeser ke bawah sebagaimana terlihat dalam gambar..... Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B. Kenaikan jumlah uang beredar mengurangi tingkat bunga dan menaikkan tingkat pendapatan.
Pasar uang adalah tempat dimana kebijakan monter terjadi. Ketika Bank sentral AS  meningkatkan jumlah uang beredar, masyarakat mempunyai uang lebih banyak dari mereka yang ingin pegang pada tingkat bunga yng berlaku. Akibatnya, mereka mendepositokan uangnya di bank ayau menggunakan untuk memberi obligasi. Tingkat bunga r kemudian turun sampai masyarakat bersedia memegang seluruh kelebihan uang yang dicetak Fed, hal ini membawa pasr uang ke ekuilibrium baru. Tingkat bunga yang lebih renda, akan memiliki dampak ke pasar barang. Tingkat bunga yang lebih rendah mendorong investasi yang dorencanaka, yang meningkatkan pengeluaran yang direncanaka, produksi, pendapatan Y.