BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1. Pengembangan Sistem
2.1.1.
Definisi
Pengembangan Sistem
Terdapat
beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :
1.
Pengembangan
sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses pengevaluasian
seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa,
2008)
2.
Pengembangan
sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang
lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami, 2008).
3.
Pengembangan
sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan
suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan
selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik
sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).
2.1.2.
Hal Mendasar
Dalam Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan
bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna
tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah
hal (Okta, 2007),
yaitu:
a. Produktifitas
Saat ini dibutuhkan sistem yang
lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang
berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan
sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik
(umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin
teknis pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
b. Reliabilitas
Waktu yang dihabiskan untuk
testing sistem secara umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan
sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan diberbagai
perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah.
Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM’s superprogramer project punya tiga sampai
lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement pemrograman.
2.1.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem
terdapat beberapa hal yang menjadi faktor utama (klas,2008) diantaranya :
1. Perencanaan Sistem (System
Planning)
Beberapa hal yang termasuk
kedalam tahap perencanaan sistem diantaranya yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan fisik yang digunakan untuk mendukung pengembangan sistem
serta mendukung operasi setelah diterapkan.
Adapun proses-proses yang
dilakukan dalam tahapan perencanaan sistem, diantaranya :
- Merencanakan
proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem. Dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji tujuan dan perencanaan
strategi
b. Mengidentifikasikan
proyek-proyek sistem
c. Menetapkan sasaran
proyek-proyek sistem
d. Menetapkan kendala
proyek-proyek sistem
e. Menentukan proyek-proyek sistem
prioritas
f. Membuat laporan perencanaan
sistem
g. Meminta persetujuan manajemen
- Menentukan proyek-proyek
sistem yang akan dikembangkan. Tahapan yang dilakukan diantaranya :
a. Menunjukan team analis
b. Mengumumkan proyek pengembangan
sistem
- Mendefinisikan
proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.
Tahapannya sebagai berikut:
a. Melakukan study kelayakan
b. Menilai kelayakan proyek sistem
c. Membuat usulan proyek sistem
d. Meminta persetujuan manajemen
Adapun tahapan utama dalam siklus
pengembangan sistem, yaitu :
1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System
Analysis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
4. Seleksi Sistem (System
Selection)
5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System
Implementation & Maintenance)
Penggambaran
dari siklus hidup pengembangan sisten dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar
2.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
2.2. Konsep Dasar Sistem
2.2.1. Definisi Sistem
Ada beberapa
pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
1.
Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula
sistem yang berasal dari bahasa Latin (systema)
dan bahasa Yunani (sustema)
yang memiliki pengertian bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang
didalamnya terdiri dari komponen
atau elemen yang berhubungan
satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah
ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi”.
2.
Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan
gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah
satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan
tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
3.
Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok
komponen baik itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling
mendukung satu sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk
mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir”.
4.
Menurut (Hart, 2005) “Sistem
mengandung dua pengertian utama yaitu:
(a) Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem
merupkan komponen-komponen atau
subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing
bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau
bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan
atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi
yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
Berdasarkan
beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem
adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan
dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.
2.3. Konsep Dasar Informasi
2.3.1.
Definisi Data
Sumber
informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum
atau data item.
1.
Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang
kita hadapi serta menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu,
2006).
2.
Data merupakan kumpulan objek-objek beserta
atributnya yang menunjukan karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).
Informasi
tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas.
Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan
terbentuk.
2.3.2. Definisi Informasi
Informasi
ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi
ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi (information)
dapat didefinisikan sebagai berikut:
1.
Informasi (Information)
adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan
berguna bagi manusia (kent, 2008).
2.
Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information
System” menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya (kami, 2008).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Informasi adalah sebagai data yang
sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.
2.3.3.
Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information) (Prabu, 2006) diantaranya ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Relevan (Relevancy), dalam hal
ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy
informasi antara orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada
kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut. How is the
message used for problem solving (decision masking)?
2. Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus
bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi
penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi
tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut
mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja
maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.
Komponen keakuratan suatu informasi
diantaranya:
a. Completeness ; Are necessary message items
present ? Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan
berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
b. Correctness ; Are
message items correct ? maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan
lagi. Kebenaran dari
informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
c. Security
; Did the
message reach all or only the intended systems users? Informasi yang
diterima harus terjamin keamanan datanya.
d. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang maka
informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi
buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam
pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai
suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta
mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
e.
Economy (Ekonomis); What level of
resources is needed to move information through the
problem-solving cycle ?. Kualitas dari
Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya.
f. Efficiency (Efisien);
What level of resources is required for each unit of information output ?
g. Reliability (Dapat dipercaya);
Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini
menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan
setiap tingkatan manajemen.
2.3.4.
Nilai Informasi
Fungsi informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang
cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya
berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan
perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil
maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi
memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik
serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai
informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hsil yang didapat dari
keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya
untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat
memberikan banyak manfaat diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan tersebut (Sofa, 2008).
Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna
apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal
menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh
Informasi memperoleh nilai yang
lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan
sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya
Informasi mempunyai nilai yang
lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/ cakupan yang luas dan lengkap. Informasi
sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan
secara baik.
3. Ketelitian (accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang
lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi
menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan
pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang
lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga
dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya,
karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu
Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi
berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/ usang,
karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity)
Informasi
yang jelas akan
meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan
format informasi.
7. Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai
informasi semakin sempurna apabila
memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas
informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi
tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada
validitas data sumber yang diolah.
9. Tidak ada prasangka
Nilai
informasi
semakin sempurna
apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya
kesalahan informasi.
10. Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan
keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
2.3.5. Mutu Informasi
Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah
antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang
tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang
benar.
3. Hilang/tidak terolahnya sebagian data.
4. Pemeriksaan/pencatatan data yang salah.
5. Dokumen induk yang salah.
6.
Kesalahan dalam prosedur pengolahan (contoh: kesalahan program aplikasi
komputer yang digunakan).
7. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.
Penyebab
kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Kontrol
sistem untuk menemukan kesalahan.
2. Pemeriksaan
internal dan eksternal.
3. Penambahan
batas ketelitian data.
4. Instruksi
dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2.4.
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1. Definisi Sistem Informasi
Terdapat
berbagai macam pengertian Sistem
Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :
1. Sistem
informasi (Information System) adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan,
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil
keputusan (Kent ,
2008).
2. Pengertian
dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di Yogykarta
memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan
aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang
berinteraksi satu sama lain dalam menudukung dan memperbaiki organisasi serta
mendukung dalam pemecahan masalah dan kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).
2.6. Unified Modeling Language (UML)
2.6.1. Definisi Unified
Modeling Language (UML)
Berikut ini definisi Unified
Modeling Language (UML) menurut para ahli:
1.
Menurut (Hend, 2006) “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi standard untuk
visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan artifak suatu sistem
perangkat lunak”.
2.
Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Unified Modeling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak
berbasis objek”.
3. Menurut (Joomla dari
http://soetrasoft.com : 2007). “Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan
diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan
tugas-tugas seperti: Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan
testing serta Dokumentasi”.
Berdasarkan
beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar
untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari
sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OO (Object Oriented)”.
2.6.2. Langkah-langkah Penggunaan Unified
Modeling Language (UML)
Menurut (Afif Amrullah:2002). “Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai
berikut:
1. Buatlah
daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan
aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan
dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement,
constraints dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment
diagram
secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional,
security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram,
mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan
obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration
utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use
case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
7. Buatlah
rancangan user interface model yang
menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada,
buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki
class lengkap dengan atribut dan
metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test
untuk menguji fungsionalitas class
dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat
kemungkinan pengelompokkan class
menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan
baik.
10. Perhalus deployment diagram
yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement
piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua
pendekatan yang tepat digunakan:
a. Pendekatan
use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit
kode yang lengkap dengan test.
b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
12. Lakukan
uji modul dan uji integrasi serta
perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
13. Perangkat lunak siap dirilis”.
2.6.3. Fokus Unified Modeling Language (UML)
Menurut
(Adi Nugroho : 2005). “Dalam kerangka spesifikasi, Unified Modeling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat,
tidak mendua arti (ambigu) serta
lengkap. Secara khusus, Unified Modeling
Language (uml menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan
analisis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa
perangkat lunak (software intensive system). Dalam hal ini, Unified Modeling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman
tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam
bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-model yang
dibuat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemprograman
berorientasi obyek, seperti Java, Borland
Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.
Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat
dua arah yaitu :
a. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) forward engineering.
b. Generasi
kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat
melakukan langkah balik bersifat iterative
dari implementasi ke Unified Modeling
Language (UML) hingga didapat
sistem/peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.
2.6.4. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
Menurut
(Adi Nugroho : 2005). “Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML)
menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat
lunak yang akan dikembangkan yaitu :
1. Sesuatu (things)
Ada 4
(empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
a.
Structural things
Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat
berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
b.
Behavioral things
Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari
model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
c. Grouping things
Merupakan
bagian pengorganisasi dalam Unified
Modeling Language (UML). Dalam
penggambaran model yang rumit kadang diperlukan
penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat
didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya
model-model dan subsistem-subsistem.
d. Annotational things
Merupakan
bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML)
dan dapat berupa komentar-komentar
yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
2. Relasi (Relationship)
a. Kebergantungan
Merupakan
hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi
elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).
b. Asosiasi
Merupakan
apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan
objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan
suatu objek dengan bagian-bagiannya.
c. Generalisasi
Merupakan
hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi
perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari
objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan
sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.
d. Realisasi
Merupakan
operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
3. Diagram
Ada
5 (empat) macam diagram dalam Unified
Modeling Language (UML), yaitu :
a.
Use Case Diagram
Diagram ini memperihatkan himpunan use case dan
aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat
penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang
dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
b.
Class Diagram
Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas,
antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.
c.
Sequence Diagram
Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan
pada pengiriman pesan (message) dalam
suatu waktu tertentu.
d.
State Chart Diagram
Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem,
memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting
untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan
terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
e.
Activity Diagram
Diagram ini memperlihatkan
aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan
fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar
objek.
2.7. Teori
– Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.7.1.
Elisitasi
Elisitasi berisi
usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan
disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode
wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap (Hida, 2006), yaitu sebagai berikut:
2.7.1.1.
Elisitasi Tahap I
Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak
manajemen terkait melalui proses wawancara.
2.7.1.2.
Elisitasi Tahap II
Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode
MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus
ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk
dieksekusi.
1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement
tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
2. D pada MDI itu artinya Desirable.
Maksudnya requirement tersebut tidak
terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan
membuat sistem tersebut lebih sempurna.
3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement
tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari
luar sistem.
2.7.1.3. Elisitasi tahap III
Merupakan
hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode
MDI. Selanjutnya semua requirement
yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai
berikut:
1.
T artinya Technical,
maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
2.
O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara
penggunaan requirement tersebut dalam
sistem yang akan dikembangkan.
3.
E artinya Economy,
maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.
Metode TOE tersebut
dibagi kembali menjadi beberapa option,
yaitu:
1.
High (H):
Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta
biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
2.
Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
3.
Low (L) : Mudah untuk
dikerjakan
2.7.1.4. Final Draft Elisitasi
Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses
elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan
dikembangkan.
2.7.2.
Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server merupakan
produk RDBMS (Relational Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft. Orang sering
menyebutnya dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai
bahasa untuk memproses query ke dalam
database. Mirosoft SQL Server banyak
digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan sebagai solusi
database atau penyimpanan data.
Pada tahun 2000 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2000 yang merupakan versi yang
banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian
banyak fitur yang ada pada SQL Server 2000 (Rado, 2005):
a.
XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML
dalam suatu tabel, meng-query data ke
dalam format XML melalui Transact-SQL
dan lain sebagainya.
b. Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan
beberapa database engine SQL Server
pada mesin yang sama.
c.
Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL Server dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk
keperluan Business Intelligence
melalui Analysis Services. Selain
itu, SQL Server 2000 juga ditambahi dengan tools untuk keperluan data mining.
d.
Performance and Scalability Improvements. SQL
Server menerapkan distributed partitioned
views yang memungkinkan untuk membagi workload
ke beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC, indexed view, dan index reorganization.
e.
Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated debugger, object browser, dan
fasilitas object search.
f.
DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk
memperhatikan primary key dan foreign
key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel dari RDBMS lain.
g.
Transact-SQL Enhancements. Salah satu peningkatan disini adalah T-SQL sudah
mendukung UDF (User-Definable Function).
Ini memungkinkan Anda untuk menyimpan rutin-rutin ke dalam database enginen.
2.7.2.1. Tipe Data dalam SQL Server 2000
Data dalam Microsoft
SQL Server sangat berfariasi, dan setiap kolom dalam satu table harus memiliki
data sesuai dengan jenis dan tipenya. Karena
jika data yang dimasukan kedalam table tidak sesuai dan tipenya Microsoft
Server akan.
Integer
|
Keterangan
|
Bit
|
Integer dengan
nilai 0 atau 1
|
Int
|
Nilai Integer
dengan nilai antara -2^-3 (2.147.483.648) sampai 2^31-1 (2.147.384.647)
|
Decimal atau Numeric
|
Angka antara
-10^38-1 sampai 10^38-1
|
Money
|
Nilai yang
terhubung dengan mata uang dari -2^63 (-922.377.203.685.477,5808 sampai
2^63-1 (-922.377.203.685.477,5807)
|
Float
|
-214.748,3648
sampai 1.79E+308
|
Real
|
-3.40E+308
sampai 3.04E+38
|
Datetime
|
1 Januari 1973
sampai 31 Desember 9999
|
Smalldatetime
|
1 Januari 1900
sampai 6 Juni 2079, dengan ketelitian hingga1 menit
|
String
|
Keterangan
|
Char
|
Field tetap
dengan ukuran maksimal 8000 byte
|
Varchar
|
Field tetap dengan ukuran maksimal 8000
byte
|
Text
|
Variabel dengan
ukuran hingga 2^31-1 (2.147.488.647) byte
|
Unicode string
|
Keterangan
|
Nchar
|
Karakter Unicode dengan ukuran tetap hingga
4000 byte
|
Ncarchar
|
Variabel dengan ukuran sampai 2^31-1
(2.147.483.647) byte
|
Ntext
|
Karakter Unicode
dengan ukuran bervariasi hingga 4000 byte
|
Binary String
|
Keterangan
|
Binary
|
Ukuran tetap
hingga 8000 byte
|
Varbinary
|
Ukuran
bervariasi hingga 8000 byte
|
Image
|
Ukuran bervariasi hingga 2^31-1 (2.147.483.647) byte
|
Tabel 2.1. Type Data Sql Server 2000
2.7.2.2.
Batasan SQL Server 2000
Microsoft SQL Server mempunyai beberapa batasan
dimana batasan tersebut memiliki
prioritas diatas trigger, aturan dan nilai defaultnya. Sebagai gambaran table berikut akan menjelaskan
batasan-batasan yang dimaksud.
Fungsi
|
Keterangan
|
NOT NULL
|
Menentukan bahwa
kolom tidak bias menentukan nilai NULL
|
CHECH
|
Membatasi nilai
yang bias diletakkan kedalan kolom dengan menentukan suatu kondisi. Misalnya
nilai TRUE maka nilai yang diberikan dapat dimasukkan kedalam kolom sedang
apabila FLASE
|
UNIQUE
|
Memasukkan
kolom-kolom memiliki nilai eksklusif
|
PRYMARY KEY
|
Membuat kata
kunci primer atau kunci utama dari sebuah table, kolom atau kombinasi dari
kolom dengan nilai yang harus bersifat eksekutif didalam table untuk
mengenali baris
|
FOREIGN KEY
|
Menentukan
hubungan antara table-tabel
|
Tabel 2.2. Batasan Dalam SQL Server 2000
2.7.2.3.
Jenis – jenis Perintah SQL Server 2000
Secara garis besar, SQL Server mempunyai 3 (Tiga) jenis
Transact SQL yaitu (Yus05):
a.
Data Definition Language (DDL), merupakan bagian dari sistem manajemen
database yang dipakai untuk mendefinisikan dan mengatur semua atribut dan
properti dari sebuah database. Bentuk umum dari pernyataan – pernyataan DDL,
yaitu :
-
Create < nama objek
>
Contoh :
Use Inventory
Create Table Barang ( Kode Char (5), Nama Varchar (30))
-
Alter < nama objek >
Contoh :
Use Inventory
Alter Table Barang Add Disc Int
-
Drop < nama objek >
Contoh :
Use Inventory
Drop Table Barang
b.
Data Manipulation
Language (DML), merupakan perintah – perintah yang digunakan untuk
menampilkan, menambah, mengubah, dan menghapus data di dalam obyek – obyek yang
didefinisikan oleh DDL. Bentuk umum perintak DML yang sering digunakan, yaitu :
-
Select
Contoh :
Use Inventory
Select * From Barang
-
Insert
Contoh :
Use Inventory
Insert into Barang (Kode,Nama) Values (‘EL123’, ‘Televisi’)
-
Update
Contoh :
Use Inventory
Update Barang Set Nama = ‘ Televisi Berwarna’ Where Kode = ‘EL123’
-
Delete
Contoh :
Use Inventory
Delete Barang
c.
Data Control
Language (DCL), digunakan untuk mengontrol hak – hak pada obyek – obyek
database. Bentuk umum perintah yang sering digunakan, yaitu:
-
Grant
Contoh :
Grant Insert, Update, Delete On authors To Dinda, Adelia, Yudha
-
Revoke
Contoh :
Revoke Select On Barang to Public
-
Deny
Contoh :
Use Inventory
Deny Select On Barang To Public
2.7.3.
Prototipe
Prototipe
memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut
prototyping. Menurut Jane M. Carey (McLe, 1996)
ada dua jenis prototipe, yaitu:
2.7.3.1.
Prototipe Jenis I
Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem
operasional. Pendekatan ini hanya mungkin jika peralatan prototyping
memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru.
Langkah-langkah pengembangan
prototipe jenis I adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai.
2. Mengembangkan
prototipe
3. Menentukan
apakah prototipe dapat diterima
4. Menggunakan
prototipe
2.7.3.2 Prototipe
Jenis II
Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat
dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru
bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya
dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan
untuk memuat semua elemen penting.
Tiga langkah pertama
dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti untuk prototipe jenis I.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
4.
Mengkodekan
sistem operasional
5.
Menguji
sistem operasional
6.
Menentukan
jika sistem operasional dapat diterima
7.
Menggunakan
sistem operasional
2.7.4. Macromedia Dreamweaver MX
2004
Macromedia Dreamweaver MX 2004 adalah suatu editor HTML
profesional untuk perancangan, pengkodean, pengembangan website, halaman web,
dan aplikasi web. Dreamweaver juga menyediakan
tools yang sangat membantu meningkatkan pengalaman dalam pembuatan web yang
powerfull. Berbagai fitur visual editing pada Dreamweaver mengizinkan Anda
membuat halaman web dengan cepat tanpa harus menuliskan satu baris kode (Sima,
2006).
2.7.5. Active Server Pages (ASP)
Active Sever pages (ASP) merupakan salah satu implementasi middleware yang bertugas untuk menterjemahkan
skrip yang tersimpan dalam berkas dengan ekstensi (.asp) sehingga menghasilkan
keadaan web yang dinamis (Abdl, 2005).
ASP bukanlah sebuah program
yang dijual terpisah, akan tetapi ASP merupakan bagian dari sekelompok besar
program yang secara otomatis akan terintstall dengan program setup dari
sistem operasi Windows
baik itu Windows 95, Windows 98, Windows NT
Workstation, Microsoft Windows XP
Profesional, Windows Server 2000 (Wiki, 2007).
File ASP sebenarnya merupakan sekumpulan script ASP yang digabung dengan HTML.
Jadi, file ASP terdiri dari beberapa struktur yang saling berhubungan dan
membentuk suatu fungsi
agar memberikan hasil tertentu. Struktur dalam file ASP terdiri atas: teks, tag HTML, dan script ASP (Ekow, 2005).
Seperti script yang lain, script ASP bisa ditempatkan di
mana saja sesuai fungsi masing-masing. Namun ada juga script yang harus ditempatkan paling atas agar
tidak terjadi kesalahan dalam aksesnya. Dengan adanya penggabungan script maka
diperlukan sebuah karakter untuk membedakan antar script tersebut. Pada script
ASP dibedakan dengan <% sebagai awal penulisan dan %> sebagai akhir penulisan.
(Ekow, 2005).
2.7.5.
Definisi Online
Secara umum, sesuatu dikatakan online adalah bila ia
terkoneksi/terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar.
Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:
1. Dalam percakapan
umum, jaringan/network yang lebih
besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah pada Internet, sehingga
‘online' menjelaskan status bahwa ia
dapat diakses melalui internet.
2. Secara lebih
spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktifitas
tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan online jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, Sebuah
instalasi pembangkit listrik dikatakan online
jika ia dapat menyediakan listrik
pada jaringan
elektrik.
3. Dalam telekomunikasi,
istilah online memiliki arti lain
yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih
besar dikatakan online bila berada
dalam kontrol langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat
akan digunakan oleh sistem (on-demand),
tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara
mandiri di luar sistem tersebut.
2.8. Pelayanan Mahasiswa
Pelayanan
merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam dalam interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan
pelanggan (retn, 2007). Pelayanan terbaik yang diberikan dari seluruh staff
perguruan tinggi raharja kepada mahasiswa merupakan salah satu tujuan yang
harus dicapai.
2.9. Mutu
Goetsch dan Davis (1994) membuat definisi mengenai mutu
yang lebih luas cakupannya. Definisi tersebut
adalah: mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
J.M.
Juran mengatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.
Pendapat David L. Goetsch dan Stanley Davis bahwa mutu adalah suatu kondisi
dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Menurut pembendaharaan istilah
ISO 8402 dan standar nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991), mutu adalah
keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat
memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah
kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun
kriteria-kriteria yang harus didefenisikan terlebih dahulu.
Menurut
Deming yang dikutip oleh M.N. Nasution bahwa mutu adalah: kesesuaian dengan
kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang di
butuhkan konsumen atas produk yang dihasilkannya.”
Philip crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian
terhadap persyaratan. Persyaratan adalah spesifikasi yang telah ditetapkan/
diminta/ diwajibkan/ disepakati dan dapat diukur. Dengan kaitannya dengan
konsep fokus pelanggan, persyaratan diartikan secara lebih luas, yakni mencakup
kesesuaian terhadap kebutuhan, persyaratan, harapan dan persepsi pelanggan.
Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu bila memenuhi kebutuhan, persyaratan
dan harapan pelanggan serta dipersepsikan secara positif oleh pelanggan.
Dalam pengertian yang lebih luas lagi, persyaratan mutu
menurut aliran TQM (Total Quality Management) mencakup konsep multi
dimensi yang terdiri dari tujuh aspek yang disingkat menjadi PQCDSME yang
merupakan orientasi pemikiran dalam manajemen mutu, yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut:
-
Productivity
(P) : berorientasi pada peningkatan hasil produksi atau hasil kerja.
-
Quality (Q)
: berorientasi pada penciptaan kesesuaian terhadap persyaratan spesifikasi
produk/jasa yang telah ditetapkan.
-
Cost (C) :
berorientasi pada pengendalian biaya untuk setiap proses yang menyerap biaya.
-
Delivery (D)
: berorientasi pada upaya mengendalikan waktu yang dibutuhkan untuk mengirim
produk ke pasar atau pelanggan.
-
Safety (S) :
berorientasi pada penciptaan kondisi lingkungan kerja yang aman, nyaman dan
sehat.
-
Morale (M) :
berorientasi pada penciptaan kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan dapat
menimbulkan kepuasan dan kebanggaan.
-
Environment
: berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan dalam pengertian yang lebih
luas.
Dari beberapa defenisi di
atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Suatu produk atau jasa
dikatakan bermutu/berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya
kepada pelanggan/pemakai. Mutu meliputi produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan dimana
mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.
Selain kesimpulan diatas ada beberapa dimensi atau
atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan mutu adalah:
-
Ketepatan
waktu pelayanan, hal-hal yang perlu diperhatikan di sini berkaitan dengan waktu
tunggu dan waktu proses.
-
Akurasi
pelayanan, yang berkaitan dengan realibilitas pelayanan dan bebas
kesalahan-kesalahan.
-
Kesopanan
dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
-
Tangggung
jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari
pelanggang eksternal.
-
Kelengkapan,
menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung, serta pelayanan
komplementer lainnya.
-
Variasi
model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola baru dalam
pelayanan, features dari pelayanan, dll.
-
Pelayanan
pribadi, berkaitan dengan penanganan permintaan khusus.
-
Kemudahan
mendapatkan pelayanan..
-
Kenyamanan
dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan,
kemudahan menjangkau, ketersediaan informasi dan bentuk-bentuk lain.
-
Atribut
pendukung pelayanan lainnya, seperti lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, AC,
dll.
2.10. IAC (Intelligence
Access Card)
IAC
(Intelligence Access Card) adalah Suatu metode akses sistem dengan media
kartu yang memiliki kecerdasan akses. IAC merupakan suatu perwujudan dari
pelayana sistem terhadap user, yang menganut 4 prisip utama yaitu: Kecepatan (Speed), Ketepatan (Accuracy), Efisiensi waktu (Efficiency)
dan Efektivitas (Effectiveness).
-
Kecepatan (Speed): Kecepatan dalam mengakses Sistem informasi, membuat user
merasa di manjakan oleh sistem dan meningkatkan kepuasan user dalam menggunakan
sistem.
-
Ketepatan (Accuracy): Tepat dalam mengakses sehingga tepat dalam mendapatkan
informasi yang diinginkan.
-
Efisiensi waktu (Efficiency): Waktu akses kedalam sistem lebih cepat sehingga lebih
cepat dalam memperoleh informasi.
-
Efektivitas (Effectiveness): Efektif dalam segala akses sistem, dan multi
fungsi.
Dan IAC mempunyai potensi antara lain, sebagai berikut:
1. Sebagai
Kartu Mahasiswa
2. Sebagai
Kartu Absen
3. Sebagai
Kartu Perpustakaan
4. Sebagai
Kartu Parkir
5. Sebagai
Kartu Transaksi.
0 komentar:
Post a Comment