Peningkatan
penjagaan tapal batas Republik Indonesia dengan Negara Malaysia dalam Rangka
mempertahankan Kedaulatan Republik Indonesia
Oleh
Elok
Gita Yuliastuti
Tapal batas? Mungkin nama ini asing bagi
masyarakat Indonesia. Memang kata tapal batas jarang digunakan oleh masyarakat
Indonesia. Masyarakat lebih mengenal dengan garis batas antar 2 negara. Kita
sendiri mengetahui bahwa sekarang ini Malaysia sedang mengalami konflik dengan
kerajaan Sulu mengenai wilayah sabah. Awal dari permasalah tersebut ialah ekelompok
orang sekitar 100-400 orang, beberapa dari mereka bersenjata, tiba dengan
perahu di Kg. Tanduo, Lahad Datu, Sabah dari pulau Simunul, Tawi-Tawi dari Filipina selatan pada tanggal 11 Februari2013. Kelompok ini, yang menyebut diri
mereka Pasukan Keamanan
Kerajaan Kesultanan Sulu dan Borneo Utara, yang dikirim olehJamalul Kiram
III, salah satu penuntut tahta Kesultanan Sulu. Kiram menyatakan
bahwa tujuan mereka adalah untuk menegaskan klaim teritorial mereka yang belum
terselesaikan di timur Sabah (bekas Borneo Utara). Pasukan keamanan Malaysia telah mengepung desa Tanduo di Lahad
Datu di mana kelompok itu berkumpul, sementara negosiasi untuk penyelesaian
damai dari konflik ini terus berlangsung. Dan karena wilayah sabah langsung
berbatasan dengan Indonesia (tepatnya di Pulau Kalimantan), sehingga ancaman
kedaulatan juga berpengaruh. Menjaga agar wilayah Indonesia tidak ikut diserang
serta menjaga warga di daerah perbatasan RI- Malaysia.
Kondisi
perbatasan amatlah menyedihkan. Menurut sumber di
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, terdapat 26 kabupaten yang
terletak di perbatasan. Semua kabupaten ini tercatat masuk dalam kategori
daerah tertinggal.
Melihat
kondisi daerah perbatasan yang masih tertinggal maupun terisolir hal ini disebabkan karena perhatian pembangunan
terhadap daerah-daerah di wilayah perbatasan masih sangat rendah. Disisi lain,
hal ini juga menyebabkan wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan dikatakan tanpa pagar yang begitu
mudah dapat dimasuki berbagai bentuk dan jenis ancaman, baik berkaitan dengan
geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan di tengah-tengah derasnya arus perubahan
lingkungan global, regional dan nasional.
Masalah
keamanan di daerah perbatasan pada saat ini tetaplah kondusif. Sebisa mungkin
TNI kita menjaga perbatasan. Namun temuan baru-baru ini temuan mengejutkan
kita. Sebanyak 100 patok tapal batas Indonesia-Malaysia dinyatakan hilang. Ini
berdasarkan temuan Kodam XII Tanjungpura setelah meninjau lokasi ke patok perbatasan dan ke sejumlah
pos-pos perbatasan di sepanjang garis perbatasan 966 Km Kalimantan Barat.
Patroli patok perbatasan ini di tempuh dengan berjalan kaki. Medan merupakan
suatu tantangan tersendiri bagi para prajurit yang menjadi tanggung jawab dalam
mengamankan patok perbatasan RI-Malaysia.
Patroli ini untuk mengecek keamanan
wilayah RI-Malaysia yang hasilnya kondusif. Selain itu patroli patok perbatasan
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya segala jenis kegiatan ilegal dalam
bentuk apapun serta untuk mencegah terjadinya pelintas batas yang tidak
memenuhi persyaratan dalam prosedur yang berlaku. Untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan, Pos Satgas-satgas TNI selalu mendata warga yang keluar masuk
dari kedua negara dan selanjutnya diserahkan ke kantor Imigrasi setempat untuk
ditindaklanjuti bagi yang tidak memenuhi persyaratan.
Total patok disepanjang garis
perbatasan Kalbar yang menjadi pengawasan oleh Pamtas sebanyak 5.784 patok
terdiri dari patok Type A dengan jarak 300 Km berjumlah 3 patok. Type B jarak
patok 50 Km sebanyak 18 patok. Type C jarak patok 5 Km sebanyak 80 patok dan
type D jarak patok 2-100 M dengan jumlah 5.673.
Masalah tapal batas yang hilang itu masih dalam
lingkup wilayah Kodam XII Tanjungpura, Kalimantan Barat. Kasus sebelumnya
Pada 28 Agustus 2005, Danrem 121/Alam Bhana Wanawai (ABW) melapor Pangdam
VI/Tanjungpura tentang hilangnya tiga titik patok tapal batas di Tanjung Datu,
yakni A1, A2, dan A3.Patok A1 pada titik koordinat geografi 02 derajat 05 menit
dan 53,3 detik lintang utara, 109 derajat 38 menit dan 41,7 detik bujur timur,
dengan lokasi dekat pantai laut garis lurus 5 mil laut dari Perairan Gosong
Niger.Malaysia mengganti patok A1 di atas batu besar pada posisi 02 derajat 04
detik 52,82 menit lintas utara dan 109 derajat 38 detik 41,8 menit bujur timur,
bergeser ke dalam oleh aktivitas Malaysia, sehingga daratan Indonesia di
Tanjung Datu berpotensi kehilangan 6,4 juta meter persegi. Selain itu pada wilayah perbatasan di Kalimantan
Timur, tepatnya dari Nunukan. Komandan Korem (Danrem) 091/Adi Surya
Natakusuma Brigjen Gadang Pambudi di Seimenggaris, Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Timur, mengakui sejumlah patok di sepanjang perbatasan
Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur, hilang.Selain ada yang hilang,
menurutnya, banyak patok yang rusak dan bergeser dari posisi semula.
Itu
baru 2 kasus besar, kasus yang serupa seperti satu
permasalahan ada di Koramil Sebatik, tiga permasalahan di Koramil Lumbis dan
satu permasalahan ada di Koramil Krayan. Tiga dari lima permasalahan
perbatasan yang belum tuntas, berpotensi memicu terjadinya konflik antara kedua
negara, yaitu permasalah P. Sebatik, Permasalahan S. Simantipal dan S. Sinapad.
Permasalahan di P. Sebatik bisa memicu munculnya konflik antara kedua negara
disebabkan oleh ketidak pahaman masyarakat kedua negara yang tinggal di pulau
tersebut tentang keberadaan garis batas dan keberadaan patok batas negara,
sehingga sering melakukan pelanggaran batas negara. Kejadian tahun 2009, dimana
masyarakat Indonesia di Desa Pancang, Sebatik membangun jalan semen di
persawahan ternyata telah melintas batas negara dan diprotes secara resmi oleh
Pemerintah Malaysia melalui kedutaan RI di Kuala Lumpur. Pada sisi yang lain,
dengan posisi patok-patok perbatasan di P. Sebatik di lapangan seperti saat
ini, pihak Indonesia merasa dirugikan, karena posisi patok cenderung bergeser
ke wilayah Indonesia.
Permasalahan di S. Sinapad,
merupakan permasalahan cukup krusial yang diajukan oleh pihak Malaysia karena
merasa dirugikan dengan posisi garis perbatasan seperti saat ini. Malaysia
secara terus terang menginginkan seluruh aliran S. Sinapad masuk ke dalam
wilayah malaysia, sedangkan berdasarkan hasil survei pengukuran lapangan
yang dilakukan oleh tim kedua negara, seluruh aliran S. Sinapad termasuk ke
dalam wilayah Indonesia. Dengan posisi permasalahan seperti sekarang, jika
dikemudian hari di kawasan tersebut diketemukan SDA yang bernilai ekonomi
tinggi dan pihak Indonesia akan mengeksploitasinya pasti akan menjadi
permasalahan, sebagaimana halnya dengan yang terjadi di Blok Ambalat.
Mungkin kita akan flashback lagi
pada tahun 2005. Pada
16 Februari 2005 Pemerintah Indonesia telah memprotes pemberian konsesi minyak
di Ambalat, Laut Sulawesi (wilayah Indonesia) kepada Shell, perusahaan minyak
Belanda oleh Pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya,
Petronas. Berita tersebut diklarifikasi oleh Departemen Luar Negeri RI (Deplu)
melalui siaran pers tanggal 25 Februari 2005, yang kemudian menimbulkan reaksi
keras dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Suatu kejutan spontanitas
kemudian terjadi di mana-mana. Tanpa menunggu komando, masyarakat di berbagai
kota berdemonstrasi dan menghimpun sukarelawan untuk menghadapi Malaysia.
Kemarahan tersebut dipicu oleh berbagai perasaan kecewa terhadap sikap Malaysia
antara lain dalam masalah TKI dan terlepasnya pulau Sipadan – Ligitan dari
kekuasaan RI bulan Desember 2002.
Perbatasan menjadi persoalan gawat jika wilayah yang dipersengketakan memiliki
potensi alam yang melimpah. Seperti di Nunukan, Potensi SDA di wilayah Kodim 9011/Nunukan cukup
banyak. Selain Batubara, di wilayah ini juga banyak diketemukan sumber Minyak
dan Gas Alam Cair (LNG). Batubara menjadi primadona atau produk andalan sektor
pertambangan di wilayah ini, akan tetapi potensi Minyak Bumi yang belum tereksploitasi
di wilayah ini masih cukup tinggi.maka timbulah sengketa antara Indonesia-
Malaysia mengenai Ambalat.
Begitu besar dampak yang timbul
akibat permasalahan perbatasan. Kasus patok-patok yang hilang bisa menjadi awal
konflik. Jadi sedini mungkin harus diselesaikan oleh kedua Negara. Untuk
langkah awal para satgas TNI Menandai dengan menancapkan paralon cor serta diberikan kode
patok. Karena untuk menggantikan patok yang hilang harus dilakukan oleh kedua
negara, tidak bisa dilakukan penggantian sepihak. Untuk patok yang hilang kita
hanya memberikan tanda dengan memasang pipa cor dan diberi kode serta nomor
pada pipa tersebut.
Pada dasarnya hukumnya menentukan patok ialah
melalui kesepakan antar 2 negara, Jika salah satu Negara melanggar. Maka, Negara
lainnya harus menggugat. Kasus-kasus diata sudah membuktikan. Kalangan
akademikus mengingatkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan,
Tentara Nasional Indonesia Indonesia, dan Kementerian Dalam Negeri, untuk tidak
merusak dan atau memindahkan patok batas yang dipasang sepihak Federasi
Malaysia di Kalimantan.
Hal
itu dikemukakan Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura,
Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Turiman Faturachman Nur.
“Tindakan
preventif yang mesti dilakukan Pemerintah Indonesia, mengambil dokumentasi foto
dan video terhadap patok batas yang dipasang sepihak Malaysia, demi kepentingan
pembuktian hukum di persidangan, jika jalur diplomasi sudah tidak bisa
ditempuh,” ujar Turiman.
Menurut
Turiman, jika sampai dirusak atau dipindahkan pihak Indonesia, sama saja dengan
menghilangkan bukti hukum. Setelah didokumentasikan, kemudian segera
dilayangkan nota protes diplomatik terhadap tindakan Malaysia.
Menurut data di Kementerian Luar Negeri RI, selama tahun
2010 Pemenrintah RI melalui Kementerian Luar Negeri telah melakukan perundingan
penyelesaian masalah perbatasan dengan negara-negara tetangga sebanyak 23.
Sementara pada tahun 2011, telah dilaksanakan 38 perundingan, dimana 16
perundingan diantaranya adalah terkait dengan perbatasan maritim, sedangkan 22
perundingan lainnya terkait dengan penyelesaian masalah perbatasan darat.
Berbagai upaya diplomasi pertasan yang dilakukan secara intensif tersebut diatas akan menjadi kehilangan makna apabila upaya diplomasi tersebut tidak didukung oleh pendekatan-pendekatan lainnya, yaitu upaya penjagaan wilayah perbatasan melalui pembangunan detterent factor dan upaya pengelolaan wilayah perbatasan.
Upaya penjagaan wilayah perbatasan melalui pengerahan aparat keamanan atau unsur milir sudah merupakan suatu kelaziman. Namun, penjagaan wilayah perbatasan tanpa diiringi dengan penerapanpengeloolaan wiayah perbatasan yang baik akan menjadikan antara upaya penjagaan dan pengelolaan wilayah perbatasan menjadi suatu complementary yang efektif.
Berbagai upaya diplomasi pertasan yang dilakukan secara intensif tersebut diatas akan menjadi kehilangan makna apabila upaya diplomasi tersebut tidak didukung oleh pendekatan-pendekatan lainnya, yaitu upaya penjagaan wilayah perbatasan melalui pembangunan detterent factor dan upaya pengelolaan wilayah perbatasan.
Upaya penjagaan wilayah perbatasan melalui pengerahan aparat keamanan atau unsur milir sudah merupakan suatu kelaziman. Namun, penjagaan wilayah perbatasan tanpa diiringi dengan penerapanpengeloolaan wiayah perbatasan yang baik akan menjadikan antara upaya penjagaan dan pengelolaan wilayah perbatasan menjadi suatu complementary yang efektif.
Menyadari
hal itu. Pihak Negara kita sudah melakukan upaya. Apalagi medan yang dirasa
terpencil, jauh dari pusat pemerintahan serta minim infrastruktur. Upayanya
dengan membentuk pos-pos pengamanan di perbatasan. Sebanyak 3000an pos-pos telah
mengawasi wilayah perbatasan RI-Malaysia. Pengawasan juga di efektifkan. Satu
batalyon sudah melakukan pengamanan di wilayah perbatasan.
Selain
pengawasan militer, perlu adanya langkah mensejahterakan penduduk perbatasan.
Melalui sarana pendidikan, kesehatan dan transportasi untuk mefasilitasi
mobilitas mereka.
Melalui program SM3T yang dapat meningkatkan
pendidikan di daerah perbatasan. Melalui program penempatan dokter dan bidan
juga akan membantu peningkatan kesehatan mereka. Serta membangun sarana
transportasi oleh pemeriintah juga membantu mereka dalam hal transportasi.
Melalui
hal-hal tersebut. Mereka akan merasa diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dan
ikut menjaga kedaulatan mereka. Menumbuhkan Nasionalisme di hati mereka.
Sehingga tiada lagi ancaman pelepasan wilayah.
Solusi yang tepat jangan anda putus asah… KI .angen jallo akan membantu
ReplyDeleteanda semua dengan Angka ritual/GHOIB: butuh angka togel 2D 3D 4D SGP /
HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI agen jallo DI NO: 085 -283 790 444 ]] ANGKA GHOIB:
SINGAPUR 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB: HONGKONG 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB; TEXAS
ANGKA GHOIB; TOTO/ MAGNUM 4D/5D/6D/ ANGKA GHOIB; LAOS/JIKA INGIN
MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI
Solusi yang tepat jangan anda putus asah… KI .angen jallo akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB: butuh angka togel 2D 3D 4D SGP /
HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI agen jallo DI NO: 085 -283 790 444 ]] ANGKA GHOIB:
SINGAPUR 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB: HONGKONG 2D/3D/4D/ ANGKA GHOIB; TEXAS
ANGKA GHOIB; TOTO/ MAGNUM 4D/5D/6D/ ANGKA GHOIB; LAOS/JIKA INGIN
MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI