PIDATO FITNAH
Jum'at,
12 Ramadhan 1434 H / 19 Juli 2013 21:30
Komandan
Taliban Pakistan angkat bicara atas pidato fitnah Malala di PBB
Ilustrasi
SWAT
(Arrahmah.com) - Komandan Taliban Pakistan Adnan Rasheed menulis surat kepada
Malala Yousafzai untuk mengungkapkan kebenaran yang disembunyikan Malala dan
menjelaskan mengapa kelompok Taliban menembaknya, lansir DM pada Kamis
(17/7/2013).
Malala
mengalami luka akibat tembakan di kepala yang disebut-sebut dilakukan oleh pria
bersenjata bertopeng saat ia pulang dengan bus sekolah pada Oktober tahun lalu
di barat laut Lembah Swat Pakistan.
Penembakan
itu tiba-tiba menjadi sorotan dunia dan Malala diterbangkan ke Inggris untuk
menjalani pengobatan.
Malala
dirawat di Inggris, di mana dokter mengobati bagian tengkoraknya dengan sebuah
plat titanium. Merasa tidak aman kembali ke Pakistan, ia memutuskan mulai
bersekolah di sebuah sekolah di Birmingham pada bulan Maret.
Gadis
Pakistan itu kemudian dikabarkan berpidato di PBB di New York, pada ulang
tahunnya yang ke-16, pekan lalu – yang dijadikan sebagai Hari Malala -.
Dalam
pidatonya, Malala mengklaim bahwa peluru pembunuh berusaha membungkamnya,
tetapi gagal.
Seakan
ada yang menghalanginya memperjuangkan pendidikan (bagi wanita), Malala
mengklaim, “Hari Malala bukanlah hari saya – hari ini adalah hari setiap
wanita, setiap anak yang telah mengeluarkan suara mereka untuk hak-hak mereka.”
Seperti
tak menyadari siapa teroris yang sebenarnya, Malala juga berkoar, “Ribuan orang
telah dibunuh oleh ‘teroris’ dan jutaan terluka – Saya hanya satu dari mereka.
Mereka berpikir bahwa peluru akan membungkam kami – tapi mereka gagal.”
“Para
‘teroris’ berpikir bahwa mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan
ambisi saya.”
malala
pbb
Malala
berpidato pada pertemuan PBB
Melalui
suratnya yang menggunakan bahasa Inggris, Komandan Taliban Pakistan, Adnan
Rasheed, membantah pidato Malala yang mebelokkan fakta. Rasheed mengungkapkan
dalam surat itu bahwa Malala ditembak bukan karena ia menuntut ilmu di sekolah
atau karena ia memperjuangkan pendidikan, melainkan karena ia telah berbicara
menentang Taliban yang memperjuangkan Islam di Pakistan.
“Taliban
percaya bahwa kau dengan sengaja menulis untuk menentang mereka [Taliban] dan
menjalankan kampanye terselubung untuk memfitnah perjuangan mereka dalam
menerapkan sistem Islam di Swat dan tulisan-tulisanmu itu provokatif,” tulis
Rasheed.
“Kau
telah mengatakan dalam pidatomu [di PBB] kemarin bahwa pena lebih berkuasa
daripada pedang, maka [dapat dikatakan bahwa] mereka menyerangmu karena
‘pedang’mu, bukan karena bukumu atau sekolahmu”.
Rasheed
juga menambahkan bahwa dia bukan menentang prinsip pendidikan bagi kaum
perempuan, akan tetapi secara khusus menentang pendidikan Barat – yang dia
juluki sebagai kurikulum setan atau sekuler.
Namun isu
global begitu cepat dibelokkan, seakan-akan Taliban Pakistan menjadikan Malala
sebagai target mereka lantaran Malala memperjuangkan pendidikan bagi kaum
perempuan Pakistan.
Rasheed
menjelaskan bahwa Malala harus dibungkam karena ia menjalankan kampanye
terselubung untuk memfitnah perjuangan Taliban dalam menerapkan sistem Islam di
Swat dan tulisan-tulisan Malala dinilai provokatif.
Rasheed
menyatakan bahwa pada faktanya Taliban tidak menentang pendidikan bagi kaum
perempuan. Rasheed pun memaparkan mengapa Malala bisa sampai menjadi target
Taliban.
“Ada
ribuan gadis yang pergi ke sekolah sebelum dan sesudah perlawanan Taliban di
Swat. Apakah itu bisa menjelaskan mengapa hanya kau [Malala] yang masuk dalam
daftar mereka [Taliban]???” tanya Rasheed.
Komandan
TTP Adnan Rasheed
Komandan
Taliban Pakistan, Adnan Rasheed
“Kau dan
PBB sedang berpura-pura seakan-akan kau ditembak karena [memperjuangkan]
pendidikan, padahal bukan ini alasannya, bersikap jujurlah, bukan pendidikan
melainkan propagandamu lah yang menjadi masalah dan apa yang kau lakukan saat
ini.”
Rasheed
juga mengklarifikasi mengenai kerusakan sekolah-sekolah di Lembah Swat yang
disebut-sebut dilakukan oleh Taliban Pakistan. Dia menjelaskan bahwa
kerusakan-kerusakan itu disebabkan oleh tentara Pakistan.
Dalam
suratnya, Rasheed juga memaparkan bahwa negara-negara Barat berada dalam
konspirasi bersama Yahudi dan Freemason. Dia juga menyatakan bahwa Obama adalah
seorang pembunuh masal.
Meskipun
Rasheed menulis bahwa isu Malala diserang karena berkampanye untuk pendidikan
itu begitu “menakjubkan”, Rasheed mengakhiri suratnya yang bertanggal 15 Juli
2013 tersebut dengan menyeru kepada Malala, “pulanglah kembali ke rumah
[Pakistan], adopsi [ajaran] Islam dan budaya pashtun, bergabunglah dalam madrasah
Islam Muslimah dekat kampung halamanmu.”
Hal itu
menegaskan bahwa hidup Malala di kampung halamannya di Swat tidak terancam jika
ia tidak menentang sistem Islam yang diperjuangkan Taliban.
Taliban
mengaku bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap Malala dan menyatakan
bahwa langkah yang ditempuh Malala pro-Barat.
Taliban
Pakistan (TTP) yang terbentuk pada tahun 2007, merupakan payung yang menyatukan
berbagai faksi pejuang yang beroperasi di barat laut wilayah kesukuan Pakistan
yang bergejolak di sepanjang perbatasan Afghanistan.
Di bawah
peran Taliban, dalam pemerintahan Afghanistan sejak tahun 1996 sampai 2001,
kaum perempuan dilarang meninggalkan rumah jika tidak disertai dengan saudara
laki-laki atau suami sebagai muhrim yang bisa melindungi mereka.
Maka
tidak heran, dengan klaim bahwa sistem Islam bisa mengekang kaum perempuan,
musuh-musuh Islam jelas berharap bisa membelokkan kebenaran dan memanfaatkan
peristiwa penembakan Malala untuk menuduh Taliban yang memperjuangkan syariat
Islam sebagai pengekang pendidikan (bagi kaum perempuan). (banan/arrahmah.com)
0 komentar:
Post a Comment