Friday, July 29, 2016

Filled Under:

INDUSTRI

2.1 Industrialisasi
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja; Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya.
 Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha muncukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambanganyang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa; Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba; Industri adalah suatu klompok usaha yang menghasilkan produk yang serupa atau sejenis; Industri adalah suatu kegiatan mengolah atau memproduksi bahan baku agar diproduksi dan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna.
            Industri adalah bagian dari suatu proses produksi dimana bagian dari proses produksi itu tidak menganbil bahan-bahan langsung dari alam yang kemudian mengelolanya hingga menjadi barang yang bernila dan memiliki nilai jual di masyarakat (Bintarto, 1987).
            Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau mengunakan bahan mentah melalui suatu proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya (I made Ssandi, 1985:148).
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Industrialisasi adalah suatu proses pertumbuhan atau perubahan sosial ekonomi yang berpengaruh pada sistem pencarian masyarakat dari agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam dan mengarah pada modernisasi.
            Dalam industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada tindakan-tindakan atas dasar pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.

Jenis-jenis Industri
Industri di Indonesia dapat di golonggkan dalam beberapa kelompok. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu (Tambunan.1993:83):
a.       Industri rumah tangga jumlah pekerjanya 1-5 orang
Contoh : industri anyaman, dan kerajinan
b.      Industri kecil jumlah pekarjanya 5-19 orang
Contoh : industri genteng dan batu bara
c.       Industri menengah atau sedang jumlah pekerjanya 20-99 orang
Contoh : industri konveksi dan Bordir
d.      Industri besar jumlah pekerjanya 100 orang atau lebih.
Contoh :industri mobil, dan industri besi baja

Industri berdasarkan produk yang dihasilkan
a.       Primer
Industri ini diorientasikan ke Industri Ekstraktif, yaitu industri yang tidak mengolah bahan baku atau tanpa pengolahan lebih lanjut, seperti industri anyaman, pengeringan ikan, dan penggilingan padi.
b.      Sekunder
Industri yang mengolah bahan baku mentah menjadi bahan setengah jadi. Seperti industri perakitan, pemintalan benang, dan industri ban.
c.       Tersier
Industri pelayanan yang berjalan kearah pelayanan fisik. Seperti industri jasa transportasi dan pariwisata.

Industri berdasarkan modal dan penggunaan tenaga kerja
a.       Industri padat modal
Industri yang memerlukan modal cukup besar untuk menjalankan kegiataan perindustriannya
b.      Industri padat karya
Industri yang memerlukan tenaga kerja cukup banyak untuk menjalankan kegiatan perindustrian.

Industri berdasarkan tahap produksi
a.       Industri hulu
Industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Misalnya, industri kayu olahan, Industri kain lembaran
b.      Industri hilir
Industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Misalnya, industri pipa, seng, dan kawat

Industri berdasarkan asal modal
a.       Industri PDAM
Yaitu industri yang seuruh asal modalnya dari penanam modal dalam negeri oleh para pengusaha swasta, nasional, atau oleh pemerintah
b.      Industri PMA
Industri yang seluruh asal modalnya berasal dari penanam modal asing
c.       Industri patung
Industri yang hasil modalnya berasal dari hasil kerja sama

Industri berdasarkan hasil produksinya
a.       Industri berat
Industri yang menghasilkan mesin dan alat-alat produksi, seperti industri mesin percetakan dan industri transportasi
b.      Industri ringan
Industri yang menghasilkan barang jadi yanglangsung dipakai masyarakat seperti industri makanan dan minuman, industri obat-obatan dan industri barang-barang kerajinan.

Industri berdasarkan lokasi
a.       Industri yang berorientasi pada pasar
b.      Industri yang berorientasi pada pengolahan
c.       Industri yang berorientasi pada letak sumber tenaga kerja
d.      Industri yang tidak terikat pada pasar dan penemuan bahan baku

Industri berdasarkan bahan dasar industri
a.       Industri campuran
Industrui yang menghasilkan lebih dari satu barang karena hasilnya saling diperlukan, misalnya industri semen dan industri kertas pembungkus semen, industri susu dan industri kaleng susu.
b.      Industri Trafik
Industri yang seluruh bahan mentahnya diperoleh dari import karena bahan bakunya tidak tersedia didalam negeri. Misalnya, industri wol, industri minuman bir.
c.       Industri konfeksi
Industri yang membuat pakaian jadi
d.      Industri perakitan
Industri yang aktifitasnya melakukan perakitan atau penyetelan mesin-mesin atau onderdil-onderdil untuk mewujudkan barang jadi. Misalnya industri kendaraan bermontor.

Industri berdasarkan yang menjalankan atau menguasainya
a.       Industri rakyat
Industri yang dikelola oleh rakyat. Seperti keramik dan batu bara.
b.      Industri negara
Industri yang dikelola oleh negara dan umumnya merupakan BUMN. Seperti industri besi baja Cilegon, industri kertas Padalarang, industri pupuk kujang.

Industri berdasarkan cara pengorganisasian
a.       Industri kecil
Mempunyai modal kecil, peralatan sederhana, jumlah tenaga kerja kurang dari 10 orang, produk dan kualitas barang masih sederhana, seperti industri kerajinan, anyaman gerabah.
b.      Industri menengah
Industri yang mempunyai modal relative besar, peralatan lengkap, tenaga kerja antara 10-200 orang, tenaga kerja upahan, misalnya industri kramik dan bordir.
c.       Industri besar
Industri yang memiliki modal sangat besar, peralatan lengkap dan modern, manajement teratur, tenaga kerja lebih dari 300 orang, produknya berkualitas dan jumahnya besar, misalnya industri semen dan pupuk.

Faktor Penunjang Pertumbuhan Industri
Setiap usaha mempunyai dan selalu berusaha untuk memadukan empat faktor produksi yang mendasar yang terdiri dari (soebroto,1979):
a.       Alam, meliputi sumber material yang disediakan oleh alam seperti bahan mentah, tempat untuk mendirikan bangunan dan sebagainya.
b.      Modal, merupakan barang atau uang yang digunakan untuk mencapai tujuan produksi.
c.       Tenaga kerja, meliputi sumber tenaga (energi) untuk industri dan tenaga kerja untuk proses produksi.
d.      Ketrampilan, yaitu kemampuan pemilik perusahaan dalam menjalankan perusahaan yang terdiri dari kepribadian, pengaturan waktu, pengetahuan, ketrampilan tekhnik dan sebagainya.

Pembangunan sektor industri dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang yaitu (Sandi, 1985:148):
a.       Tersedianya bahan mentah atau bahan baku
b.      Bahan bakar atau energi
c.       Pasar dan sarana untuk menjamin permintaan pasar dengan cepat
d.      Tenaga kerja yang trampil dalam industri yang bersangkutan
e.       Jaringan komunikas yang luas
f.       Suasana industri yaitu masyarakat yang tahu barang yang dihasilkan atau suasana yang mendukung hidup produksi

Dampak Pembangunan industri
            Pembangunan industri di suatu negara mempunyai dampak positif dan negatif, berikut ini adalah dampak positif dari pembangunan industri:
A.    Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
B.     Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
C.     Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
D.    Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan kerja bagi penduduk
E.     Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri
F.      Dapat merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengunaan industri sebagai berikut:
A.    Limbah industri akan menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara
B.     Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara
C.     Akibat dari pencemaran, banyak menimbulkan kematian binatang-binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain


2.2 Sejarah Industri
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta bertenak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukaran yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukanag yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukaran di Eropa dibentuk berbagai gilda (penghimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara,  minyak bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesian uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi. Terjadilah revolusi Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, bergantung dengan upaya tradisional di bidang pertanian. Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.

2.3 Industri Besar
            Hampir tiga per empat produk manufaktur dunia berada di A.S, Eropa Barat, dan Jepang. Negara-negara Sosialisasi Komunis sempat berperan penting dalam perdagangan produk manufaktur internasional. Indonesia sendiri memiliki kebijakan yang dianut selama ini lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan industri skala besar dengan harapan bahwa pelaku industri skala besar bisa melakukan kegiatan usaha secara menguntungkan.
            Namun, kebijakan tersebut dianggap mengabaikan usaha kecil. Usaha rakyat diminta bersabar dengan harapan surplus yang diperoleh usaha besar akan diakumulasikan dalam dana tabungan untuk kegiatan investasi, sehingga usaha kecil hanya bisa menunggu akan pengaruh berhasil tidaknya dari usaha besar.
Berikut ciri-ciri dari Industri Besar:
a.       Modal yang dimiliki besar
b.      Teknologi yang digunakan relatif modern
c.       Jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Contoh Industri Besar
a.       Perakitan mobil
b.      Galangan kapal
c.       Pabrik kimia, dll
Keunggulan industri Besar:
a.       Menguasai pasar
b.      Proses sinergi yang terjadi bukan dalam bentuk mitra bisnis sejajar melainkan tidak lebih dari supplier dan pelanggan
c.       Industri besar biasanya menerapkan aturan baku dalam kualitas
d.      Berhasil tidaknya suatu industri besar secara tidak langsung juga memegang pengaruh terhadap industri kecil

2.4 Industri Menengah
            Beberapa negara sedang berkembang dapat mengambil keuntunan dari adanya Industri besar yang berada di negara lain. Keuntungan tersebut dari pertumbuhan perdagangan internasional dan meningkatkan ekspor barang manufaktur ke negara maju. Negara-negara tersebut terutama adalah Hongkong, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Brazil, dan Meksiko
            Ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai paling banyak bisa menembus angka Rp 10.000.000.000.
            Perusahaan menengah yang membutuhkan modal investasi antara Rp 350 juta – Rp 1.500 juta. Jumlah perusahaan industri segmen pasar ini, di Indonesia sekitar 1.500 unit usaha. Hampir semua perusahaan sudah mempunyai hubungan dengan bank. Sebagai besar dari perusahaan memerlukan dana untuk memperluas kapasitas produksi atau memodernisasi alat produksi
Berikut ciri-ciri Industri Menengah
a.       Jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
b.      Modalnya cukup besar
c.       Pembagian kerja cukup jelas
Contoh Industri Menengah
a.       Pengrajin kayu
b.      Percetakan
c.       Penjual pakaiyan jadi
Keunggulan industri menengah
a.       Inovasi dan teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk
b.      Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil
c.       Fleksibelitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan industri bersekala besar yang pada umumnya birokratis
d.      Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Hambatan yang dialami oleh industri kecil dan menengah sebagai berikut:
a.       Kurangnya pengetahuan atas teknologi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
b.      Kurangnya pengetahuan akan pemasaran
c.       Keterbatasan sumber daya manusia(SDM)
d.      Kurangnya pemahaman keuangan dan akuntansi
e.       Menngalami kesulitan bahan baku karena harga rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS

2.5 Hubungan antara Industri Besar dengan Industri Menengah
            Industri Besar disini berperan sebagai harapan atau salah satu penentu nasib untuk industri kecil. Diharapkan pendapatan dari industri besar akan mengalir ke kantung-kantung perbankan, sehingga perbangkan akan menyalurkan ke sektor usaha kecil untuk kegiatan investasi yang dilakukan industri kecil, selanjutnya diharapkan bisa membantu ekonomi pada lapisan bawah.
            Dengan strategi pertumbuhan ini diharapkan akan terjadi tetesan ke bawah dari usaha besar kepada industri kecil. Namun, karena banyak industri besar lebih tertarik menginvestasikan dananya dalam bentuk asset fisik, seperti properti, kendaraan ataupun dalam simpanan dolar di luar negeri yang dianggap paling aman sehingga terjadilah pelarian modal ke luar negeri. Akibatnya investasi yang diharapkan mengalir ke rakyat banyak tidak terjadi.
            Industri besar dimana diharapkan mereka ini berasal dari sektor modern atau besar dan terkena PHK kemudian menerjuni usaha menengah. Dengan demikian mereka disertai dengan kualitas SDM yang lebih baik dan bahkan mempunyai permodalan sendiri, karena sebagian dari mereka ini berasal dari sektor perbankan. Ditengah krisis industri besar dihadapkan kesulitan untuk beroprasi, sementara perusahan-perusahan kecil tetap berjalan seperti biasa. Bahkan beberapa sektor industri kecil justru mendapat keuntungan besar akibat depresiasi rupiah terhadap dollar.
            Industri besar mempunyai keunggulan dan kemapanan dari sisi modal, teknologi dan pasar, maka proses sinergi yang terjadi bukan dalam bentuk mitra bisnis sejajar melainkan tidak lebih dari supplier dan pelanggan. Industri besar biasanya menerapkan aturan baku dalam kualitas. Hal ini sebenarnya sebuah kewajaran mengingat pentingnya menjaga kualitas

0 komentar:

Post a Comment