2.1
Industrialisasi
Istilah
industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau
tenaga kerja; Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan
ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan
alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai
dasarnya.
Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha muncukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan
dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambanganyang
berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang
merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik: Industri adalah suatu usaha atau
kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan dan
juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang, tetapi juga dalam bentuk jasa; Industri secara umum adalah kelompok
bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan
laba; Industri adalah suatu klompok usaha yang menghasilkan produk yang serupa
atau sejenis; Industri adalah suatu kegiatan mengolah atau memproduksi bahan
baku agar diproduksi dan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna.
Industri adalah bagian dari suatu
proses produksi dimana bagian dari proses produksi itu tidak menganbil bahan-bahan
langsung dari alam yang kemudian mengelolanya hingga menjadi barang yang
bernila dan memiliki nilai jual di masyarakat (Bintarto, 1987).
Industri adalah usaha untuk
memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau mengunakan bahan mentah melalui
suatu proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut
dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu
setinggi-tingginya (I made Ssandi, 1985:148).
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa Industrialisasi adalah suatu proses pertumbuhan atau
perubahan sosial ekonomi yang berpengaruh pada sistem pencarian masyarakat dari
agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan
sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi
pekerjaan yang semakin beragam dan mengarah pada modernisasi.
Dalam industrialisasi ada perubahan
filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi
lebih kepada tindakan-tindakan atas dasar pertimbangan, efisiensi, dan
perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.
Jenis-jenis
Industri
Industri di
Indonesia dapat di golonggkan dalam beberapa kelompok. Berdasarkan jumlah
tenaga kerja yang digunakan, industri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
(Tambunan.1993:83):
a.
Industri rumah
tangga jumlah pekerjanya 1-5 orang
Contoh
: industri anyaman, dan kerajinan
b.
Industri kecil
jumlah pekarjanya 5-19 orang
Contoh
: industri genteng dan batu bara
c.
Industri
menengah atau sedang jumlah pekerjanya 20-99 orang
Contoh
: industri konveksi dan Bordir
d.
Industri besar
jumlah pekerjanya 100 orang atau lebih.
Contoh
:industri mobil, dan industri besi baja
Industri
berdasarkan produk yang dihasilkan
a. Primer
Industri ini diorientasikan ke Industri Ekstraktif, yaitu
industri yang tidak mengolah bahan baku atau tanpa pengolahan lebih lanjut,
seperti industri anyaman, pengeringan ikan, dan penggilingan padi.
b. Sekunder
Industri yang mengolah bahan baku mentah menjadi
bahan setengah jadi. Seperti industri perakitan, pemintalan benang, dan
industri ban.
c. Tersier
Industri pelayanan yang berjalan kearah pelayanan
fisik. Seperti industri jasa transportasi dan pariwisata.
Industri
berdasarkan modal dan penggunaan tenaga kerja
a. Industri
padat modal
Industri yang memerlukan modal cukup besar untuk
menjalankan kegiataan perindustriannya
b. Industri
padat karya
Industri yang memerlukan tenaga kerja cukup banyak
untuk menjalankan kegiatan perindustrian.
Industri
berdasarkan tahap produksi
a. Industri
hulu
Industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Misalnya, industri kayu olahan, Industri kain lembaran
b. Industri
hilir
Industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi
barang jadi. Misalnya, industri pipa, seng, dan kawat
Industri
berdasarkan asal modal
a. Industri
PDAM
Yaitu industri yang seuruh asal modalnya dari
penanam modal dalam negeri oleh para pengusaha swasta, nasional, atau oleh
pemerintah
b. Industri
PMA
Industri yang seluruh asal modalnya berasal dari
penanam modal asing
c. Industri
patung
Industri yang hasil modalnya berasal dari hasil
kerja sama
Industri
berdasarkan hasil produksinya
a. Industri
berat
Industri yang menghasilkan mesin dan alat-alat
produksi, seperti industri mesin percetakan dan industri transportasi
b. Industri
ringan
Industri yang menghasilkan barang jadi yanglangsung
dipakai masyarakat seperti industri makanan dan minuman, industri obat-obatan
dan industri barang-barang kerajinan.
Industri
berdasarkan lokasi
a. Industri
yang berorientasi pada pasar
b. Industri
yang berorientasi pada pengolahan
c. Industri
yang berorientasi pada letak sumber tenaga kerja
d. Industri
yang tidak terikat pada pasar dan penemuan bahan baku
Industri
berdasarkan bahan dasar industri
a. Industri
campuran
Industrui yang menghasilkan lebih dari satu barang
karena hasilnya saling diperlukan, misalnya industri semen dan industri kertas
pembungkus semen, industri susu dan industri kaleng susu.
b. Industri
Trafik
Industri yang seluruh bahan mentahnya diperoleh dari
import karena bahan bakunya tidak tersedia didalam negeri. Misalnya, industri wol,
industri minuman bir.
c. Industri
konfeksi
Industri yang membuat pakaian jadi
d. Industri
perakitan
Industri yang aktifitasnya melakukan perakitan atau
penyetelan mesin-mesin atau onderdil-onderdil untuk mewujudkan barang jadi.
Misalnya industri kendaraan bermontor.
Industri
berdasarkan yang menjalankan atau menguasainya
a. Industri
rakyat
Industri yang dikelola oleh rakyat. Seperti keramik
dan batu bara.
b. Industri
negara
Industri yang dikelola oleh negara dan umumnya
merupakan BUMN. Seperti industri besi baja Cilegon, industri kertas Padalarang,
industri pupuk kujang.
Industri
berdasarkan cara pengorganisasian
a. Industri
kecil
Mempunyai modal kecil, peralatan sederhana, jumlah
tenaga kerja kurang dari 10 orang, produk dan kualitas barang masih sederhana,
seperti industri kerajinan, anyaman gerabah.
b. Industri
menengah
Industri yang mempunyai modal relative besar,
peralatan lengkap, tenaga kerja antara 10-200 orang, tenaga kerja upahan,
misalnya industri kramik dan bordir.
c. Industri
besar
Industri
yang memiliki modal sangat besar, peralatan lengkap dan modern, manajement
teratur, tenaga kerja lebih dari 300 orang, produknya berkualitas dan jumahnya
besar, misalnya industri semen dan pupuk.
Faktor
Penunjang Pertumbuhan Industri
Setiap usaha
mempunyai dan selalu berusaha untuk memadukan empat faktor produksi yang
mendasar yang terdiri dari (soebroto,1979):
a.
Alam, meliputi
sumber material yang disediakan oleh alam seperti bahan mentah, tempat untuk
mendirikan bangunan dan sebagainya.
b.
Modal, merupakan
barang atau uang yang digunakan untuk mencapai tujuan produksi.
c.
Tenaga kerja,
meliputi sumber tenaga (energi) untuk industri dan tenaga kerja untuk proses
produksi.
d.
Ketrampilan,
yaitu kemampuan pemilik perusahaan dalam menjalankan perusahaan yang terdiri
dari kepribadian, pengaturan waktu, pengetahuan, ketrampilan tekhnik dan
sebagainya.
Pembangunan
sektor industri dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang yaitu (Sandi,
1985:148):
a.
Tersedianya
bahan mentah atau bahan baku
b.
Bahan bakar atau
energi
c.
Pasar dan sarana
untuk menjamin permintaan pasar dengan cepat
d.
Tenaga kerja
yang trampil dalam industri yang bersangkutan
e.
Jaringan
komunikas yang luas
f.
Suasana industri
yaitu masyarakat yang tahu barang yang dihasilkan atau suasana yang mendukung
hidup produksi
Dampak
Pembangunan industri
Pembangunan
industri di suatu negara mempunyai dampak positif dan negatif, berikut ini
adalah dampak positif dari pembangunan industri:
A. Menambah
penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
B. Perindustrian
menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
C. Perindustrian
memperbesar kegunaan bahan mentah
D. Usaha
perindustrian dapat memperluas lapangan kerja bagi penduduk
E. Mengurangi
ketergantungan Negara pada luar negeri
F. Dapat
merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
pengunaan industri sebagai berikut:
A.
Limbah industri
akan menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara
B.
Asap-asap pabrik
menimbulkan polusi udara
C.
Akibat dari
pencemaran, banyak menimbulkan kematian binatang-binatang, manusia dapat
terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain
2.2
Sejarah Industri
Industri
berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah matapencaharian hidup
berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba,
manusia tinggal menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan
berkebun serta bertenak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan
alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani,
berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta
alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul sebagai sumber alat-alat
dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan
dan pertukaran yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi
pengrajin dan tukanag yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk
menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukaran di Eropa dibentuk berbagai gilda
(penghimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan
besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara,
minyak bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan
teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesian uap yang selanjutnya
membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan
massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik
tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan
galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan
pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi.
Terjadilah revolusi Industri.
Sejak
itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang
secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia,
bergantung dengan upaya tradisional di bidang pertanian. Sejak itu timbul
berbagai penggolongan ragam industri.
2.3
Industri Besar
Hampir
tiga per empat produk manufaktur dunia berada di A.S, Eropa Barat, dan Jepang.
Negara-negara Sosialisasi Komunis sempat berperan penting dalam perdagangan
produk manufaktur internasional. Indonesia sendiri memiliki kebijakan yang
dianut selama ini lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, yaitu
pertumbuhan industri skala besar dengan harapan bahwa pelaku industri skala
besar bisa melakukan kegiatan usaha secara menguntungkan.
Namun, kebijakan tersebut dianggap
mengabaikan usaha kecil. Usaha rakyat diminta bersabar dengan harapan surplus yang
diperoleh usaha besar akan diakumulasikan dalam dana tabungan untuk kegiatan
investasi, sehingga usaha kecil hanya bisa menunggu akan pengaruh berhasil
tidaknya dari usaha besar.
Berikut
ciri-ciri dari Industri Besar:
a. Modal
yang dimiliki besar
b. Teknologi
yang digunakan relatif modern
c. Jumlah
tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Contoh Industri
Besar
a. Perakitan
mobil
b. Galangan
kapal
c. Pabrik
kimia, dll
Keunggulan
industri Besar:
a. Menguasai
pasar
b. Proses
sinergi yang terjadi bukan dalam bentuk mitra bisnis sejajar melainkan tidak
lebih dari supplier dan pelanggan
c. Industri
besar biasanya menerapkan aturan baku dalam kualitas
d. Berhasil
tidaknya suatu industri besar secara tidak langsung juga memegang pengaruh
terhadap industri kecil
2.4
Industri Menengah
Beberapa negara sedang berkembang
dapat mengambil keuntunan dari adanya Industri besar yang berada di negara
lain. Keuntungan tersebut dari pertumbuhan perdagangan internasional dan
meningkatkan ekspor barang manufaktur ke negara maju. Negara-negara tersebut terutama
adalah Hongkong, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Brazil, dan Meksiko
Ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha
besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai paling
banyak bisa menembus angka Rp 10.000.000.000.
Perusahaan menengah yang membutuhkan
modal investasi antara Rp 350 juta – Rp 1.500 juta. Jumlah perusahaan industri
segmen pasar ini, di Indonesia sekitar 1.500 unit usaha. Hampir semua
perusahaan sudah mempunyai hubungan dengan bank. Sebagai besar dari perusahaan
memerlukan dana untuk memperluas kapasitas produksi atau memodernisasi alat
produksi
Berikut
ciri-ciri Industri Menengah
a. Jumlah
tenaga kerja antara 20-99 orang
b. Modalnya
cukup besar
c. Pembagian
kerja cukup jelas
Contoh Industri
Menengah
a. Pengrajin
kayu
b. Percetakan
c. Penjual
pakaiyan jadi
Keunggulan industri
menengah
a. Inovasi
dan teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk
b. Hubungan
kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil
c. Fleksibelitas
dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan
cepat dibandingkan dengan industri bersekala besar yang pada umumnya birokratis
d. Terdapat
dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Hambatan yang
dialami oleh industri kecil dan menengah sebagai berikut:
a. Kurangnya
pengetahuan atas teknologi dan quality
control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti
perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
b. Kurangnya
pengetahuan akan pemasaran
c. Keterbatasan
sumber daya manusia(SDM)
d. Kurangnya
pemahaman keuangan dan akuntansi
e. Menngalami
kesulitan bahan baku karena harga rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi
nilai tukar terhadap dolar AS
2.5
Hubungan antara Industri Besar dengan Industri Menengah
Industri Besar disini berperan
sebagai harapan atau salah satu penentu nasib untuk industri kecil. Diharapkan
pendapatan dari industri besar akan mengalir ke kantung-kantung perbankan,
sehingga perbangkan akan menyalurkan ke sektor usaha kecil untuk kegiatan
investasi yang dilakukan industri kecil, selanjutnya diharapkan bisa membantu
ekonomi pada lapisan bawah.
Dengan strategi pertumbuhan ini
diharapkan akan terjadi tetesan ke bawah dari usaha besar kepada industri
kecil. Namun, karena banyak industri besar lebih tertarik menginvestasikan
dananya dalam bentuk asset fisik, seperti properti, kendaraan ataupun dalam
simpanan dolar di luar negeri yang dianggap paling aman sehingga terjadilah
pelarian modal ke luar negeri. Akibatnya investasi yang diharapkan mengalir ke
rakyat banyak tidak terjadi.
Industri besar dimana diharapkan
mereka ini berasal dari sektor modern atau besar dan terkena PHK kemudian
menerjuni usaha menengah. Dengan demikian mereka disertai dengan kualitas SDM
yang lebih baik dan bahkan mempunyai permodalan sendiri, karena sebagian dari
mereka ini berasal dari sektor perbankan. Ditengah krisis industri besar
dihadapkan kesulitan untuk beroprasi, sementara perusahan-perusahan kecil tetap
berjalan seperti biasa. Bahkan beberapa sektor industri kecil justru mendapat
keuntungan besar akibat depresiasi rupiah terhadap dollar.
Industri besar mempunyai keunggulan
dan kemapanan dari sisi modal, teknologi dan pasar, maka proses sinergi yang
terjadi bukan dalam bentuk mitra bisnis sejajar melainkan tidak lebih dari
supplier dan pelanggan. Industri besar biasanya menerapkan aturan baku dalam
kualitas. Hal ini sebenarnya sebuah kewajaran mengingat pentingnya menjaga
kualitas
0 komentar:
Post a Comment