Untuk
mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginanya, seorang pembeli harus
mengetahui tentang informasi dari barang yang ia inginkan. Misalnya informasi
mengenai harga pasar, karakteristik yang berkualitas, kuantitas dan informasi
lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Tiadanya informasi yang lengkap
dan sesuai dengan fakta dapat mengakibatkan pembeli memperoleh barang yang
dibeli dengan kualitas buruk atau kuantitasnya kurang dari yang diinginkan.
Sebagai contoh, Tuan Dani ingin membeli sepeda motor bekas namun kualitasnya
masih bagus. Dia kemudian datang ke toko sepeda motor bekas milik Tuan Abdi.
Disana Tuan Dani kebinggungan karena semua sepeda motor yang ada disana
dikatakan oleh Tuan Abdi dalam keadaan baik. Akhirnya Tuan Dani membeli salah satu
dari sepeda motor yang disarankan oleh Tuan Abdi. Setelah beberapa bulan
pemakaian motor tersebut mengalami kerusakan dan biaya untuk perbaikan motor
terebut memerlukan biaya yang melibihi dari harga beli motor tersebut. Dari
kasus di atas, Tuan Dani tidak memiliki informasi secara menyeluruh tentang
karakteristik motor yang berkualitas baik. Dia hanya mengandalkan informasi
yang diberikan oleh Tuan Abdi yang pastinya selalu mengatakan barang
dagangannya semua pada keadaan baik. Sebagai konsekuensi dari kurangnya
informasi tentang karakteristik motor tersebut Tuan Dani mendapatkan motor yang
berkualitas buruk. Dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa informasi
tidak sempurna adalah kurangnya pengetahuan dari pihak yang akan
mengkonsumsi barang tertentu terhadap harga, karakteristik, kuantitas dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan barang tersebut.
BAHAYA MORAL
Bahaya moral
(moral hazard) adalah suatu permasalahan yang muncul akibat dari perilaku agen
yang tidak bertanggung jawab atas peraturan dan ketetapan yang dibuat oleh
prinsipil yang berkuasa penuh atas kinerja dari agen. Jika prinsipal tidak bisa
mengawasi perilaku si agen dengan sempurna, maka agen cenderung meninggalkan
atau mengurangi usahanya dalam mengerjakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yang ditetapkan oleh prinsipalnya. Frase bahaya moral merujuk pada
resiko atau bahaya dari perilaku yang tidak pantas atau tidak bermoral yang
dilakukan oleh agen. Dalam situasi seperti ini, prinsipal mencoba berbagai hal
untuk mendorong agen bertindak secara lebih bertanggung jawab.
Sebagai contoh,
hubungan antara majikan dan karyawan dalam suatu perusahaan. Majiakn berperan
sebagai prinsipil dan karyawan berperan sebagai agen. Bahaya moral adalah
kecenderungan para karyawan yang menyelewengkan tanggung jawabnya terhadap
tugas yang telah ditetapkan oleh manjikan karena mendapat kesempatan dari
pengawasan majikan yang kurang sempurna. Dalam menghadapi permasalahan tersebut
para majikan dapat melakukan antisipasi perilaku karyawan yang tidak bermoral
dengan cara-cara sebagi berikut :
a. Pengawasan yang lebih cermat, biasanya di
supermarket terdapat CCTV yang diletakkan diberbagai sudut ruangan. Hal ini,
berguna untuk mengawasi berbagai perilaku karyawan yang tidak bertanggung jawab
dan dapat digunakan untuk mengawasi perilaku konsumen.
b. Upah yang tinggi, cara ini diterapkan supaya
meningkatkan semangat dan etos kerja para karyawan agar melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Jika upah yang
diberikan oleh majikan melebihi dari
upah pada umumnya hal ini akan menimbulkan spekulasi dan pemikiran para
karyawan bahwa apabila ia melakukan kesalahan hingga mengakibatkan ia dipecat
maka belum tentu ada perusahaan yang mau membayar upah yang lebih tinggi dari
upah yang sebelumnya.
c. Penundaan pembayaran, cara ini berguna agar
para karyawan lebih berhati-hati dalam berperilaku dalam menjalankan tugasnya.
Karena apabila karyawan melakukan kesalahan majikan dapat menegurnya atau
menberi sanksi potongan gaji yang tertunda tersebut.
Berbagai mekanisme untuk mengurangi
masalah bahaya moral ini tidaklah perlu digunakan sendiri-sendiri. Para majikan
dapat mengkombinasikan dari ketiga hal tersebut.
Di
luar lingkungan kerja, terdapat berbagai contoh dari bahaya moral. Seseorang
pemilik rumah yang mempunyai asuransi kebakaran tidak akan membeli alat pemadam
kebakaran banyak-banyak, karena ia harus membayar biaya asuransi pemadam
kebakaran. Sebuah keluarga tinggal di dekat sungai yang beresiko banjir karena
keluarga itu menyukai pemandangannya. Sementara pemerintah menanggung biaya
penanggulangan bencana jika banjir itu terjadi. Banyak regulasi yang
ditunjukkan untuk mengatasi masalah ini. Suatu perusahaan asuransi mungkin akan
mengharuskan para pemilik polis asuransinya untuk membali alat pemadam
kebakaran dan pemerintah mungkin akan melarang pembangunan rumah di daerah yang
rawan banjir. Tetapi, perusahaan asuransi tidak punya informasi yang sempurna
mengenai seberapa hati-hatinya para pemilik polis asuransi mereka dan pemerintah
tidak punya informasi yang sempurna mengenai resiko yang dihadapi oleh
keluarga-keluarga dalam memilih dimana mereka akan hidup. Hasilnya, masalah
bahaya moral ini selalu ada.
PEMILIHAN YANG TIDAK MENGUNTUNGKAN
Pemilihan
yang tidak menguntungkan (adverse selection) adalah
permasalahan yang muncul dalam pasar akibat penjual mengetahui lebih banyak
informasi tentang pasar bila dibandingkan dengan informasi yang diketahui oleh
pembeli akibatnya pembeli menanggung resiko dalam membeli barang-barang yang
berkualitas buruk.
Contoh dari
masalah pemilihan yang tidak menguntungkan dapat ditemukan dalam pasar
penjualan motor bekas. Para penjual motor bekas mengetahui informasi secara
menyeluruh mengenai keadaan motor yang kualitasnya baik ataupun kualitasnya buruk.
Hal ini menyebabkan penjual motor bekas lebih mengutamakan menjual motor yang
kualitasnya buruk dan menahan motor yang kualitasnya baik. Hasilnya, kebanyakan
pembeli takut untuk membeli motor bekas dan lebih memilih membeli motor baru
karena pembeli mengira bahwa penjual motor bekas mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui oleh pembeli sehingga penjual lebih berminat menjual motor tersebut.
Masalah ini menjelaskan mengapa motor bekas yang baru dipakai beberapa minggu
harga jualnya jauh lebih murah dari mobil yang sejenisnya.
Contoh
kedua dari pemilihan yang tidak menguntungkan terjadi di pasar tenaga kerja.
Dalam merekrut tenaga kerja perusahaan pada umumnya melakukan serangkaian tes
untuk menyaring tenaga kerja yang berkemampuan sesuai dengan keperluan dari
perusahaan. Namun dalam tes tersebut hasilnya belum sepenuhnya melahirkan
tenaga kerja yang benar-benar berkualitas. Karena para tenaga kerja hanya
berusaha menguasai kemampuan untuk lulus tes tanpa mengetahui secara menyeluruh
ketrampilan dan kemampuan yang akan dijalaninya pada bidang pekerjaan yang akan
ditempatinya. Meskipun ada beberapa pekerja yang benar-benar mempunyai
kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan
ditempatinya. Ditambah lagi para tenaga kerja jauh lebih mengetahui kualitas
mereka bila dibandingkan dengan perusahaan.
Contoh ketiga
dari pemilihan yang tidak menguntungkan dapat dilihat pada pasar asuransi.
Sebagai contoh, perusahaan asuransi kesehatan dalam menetapkan harga premi
asuransi tidak dapat menentukan secara tepat sesuai dengan keadaan kesehatan
para pembeli polis. Karena para pembeli polis asuransi kesehatan lebih
mengetahui keadaan kesehatan mereka bila dibandingkan dengan pengatahuan
perusahaana asuransi kesehatan. Dalam kasus ini pembeli polis yang mengalami
gangguan kesehatan yang tidak begitu parah dirugikan karena mereka harus
membayar premi asuransi yang sama nominalnya dengan para pembeli polis yang
mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.
PEMBERIAN SINYAL UNTUK MENYAMPAIKAN
INFORMASI PRIBADI
Masalah-masalah
yang sering ditimbulkan akibat informasi yang tidak sempurna menumbuhkan
motivasi bagi kebijakan publik dan juga memotivasi beberapa perilaku perorangan
untuk mencari jalan keluarnya. Pasar menanggapi masalah informasi yang tidak
sempurna ini dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah pemberian
sinyal (signaling), yang mengacu pada tindakan-tindakan pihak yang memiliki
informasi yang dilakukan hanya untuk memberitahukan informasi pribadinya yang
dapat dipercaya kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Sebagai
contoh, perusahaan mesin cuci mengeluarkan sebagian modalnya untuk melakukan
pengiklanan melalui media elektronik maupun media cetak agar para konsumen
mendapat sinyal bahwa perusahan tersebut memiliki mesin cuci yang mempunyai
keunggulan lebih dari pada mesin cuci lain. Dan mahasiswa mengambil gelar
pascasarjana dan mengikuti berbagai seminar atau kompetisi untuk memberi sinyal
kepada calon pemberi kerja bahwa mereka adalah orang-orang yang berkemampuan
tinggi, memiliki etos kerja dan terampil dalam bekrja. Dari kedua contoh di
atas menunjukkan bahwa teori pemberian sinyal dalam pendidikan merupakan
kebalikan dari teori modal manusia, yang menekankan bahwa pendidikan
meningkatkan produktifitas seseorang, alih-alih hanya menyampaikan informasi
mengenai bakat-bakat terpendam. Dua contoh pemberian sinyal ini kelihatannya
sangat berbeda, namun di bawah permukaannya kedua hal tersebut sebenarnya sama
saja. Pada intinya kedua kasus tersebut merupakan proses pemberian sinyal dari
pihak yang mempunyai informasi kepada pihak-pihak yang memanfaatkan informasi
tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pemberian sinyal
yang efektif memiliki salah satu syarat yaitu dalam proses pemberian sinyal
harus menghabiskan biaya. Jika proses pemberian sinyal gratis maka semua semua
orang dapat memberi sinyal kepada siapa saja sehingga tujuan dari pemberian
sinyal kepada pihak yang membutuhkan informasi sia-sia atau tidak menghasilkan
keuntungan. Dari syarat pertama memunculkan syarat lain, yaitu sebuah proses
pemberian sinyal harus mengutamakan efisiensi dan efektivitas biaya. Atau
pemberian informasi harus memiliki keuntungan yang lebih dari biaya yang
dikeluarkan untuk proses pemberian sinyal. Jika tidak demikian pihak yang memberi
sinyal akan mengalami kerugian karena informasi yang mereka sampaikan tidak
memberi timbal balik yang sesuai.
Pada contoh
pengiklanan di atas, sangat bermanfaat bagi perusahaan yang benar-benar
mempunyai produk yang berkualitas tinggi karena apabila pembeli mencoba membeli
sekali dan merasakan keunggulan produk tersebut bila dibandingkan dengan produk
lain maka pembeli tersebut akan menjadi pelangan tetap. Maka, masuk akal jika
perusahaan dengan produk yang baik membayar biaya sinyal (iklan) dan menggunakan
sinyal itu sebagai informasi mengenai kualitas produknya. Sedangkan pada kasus
pendidikan, seseorang yang berkemampuan dan berketrampilan dapat menyelesaikan
pendidikannya dengan mudah dibandingkan dengan seseorang yang tidak
berkemampuan dan berketrampilan. Maka, masuk akal jika orang yang
berpengetahuan dan berketrampilan ini membayar biaya sinyal (pendidikan) dan
para pembeli tenaga kerja memanfaatkan sinyal itu sebagai informasi mengenai
kemampuan dan ketrampilan orang tersebut.
PEMINDAIAN UNTUK MENDORONG PENGUNGKAPAN
INFORMASI
Pendekatan atau cara yang dilakukan oleh
pihak yang tidak memiliki informasi untuk membuat para pemilik informasi
mengungkapkan informasinya baik secara suka rela atau dengan cara paksaan, hal
ini disebut pemindaian informasi. Contoh kasus pemindaian yang dilakukan
oleh pembeli (pihak yang tidak memiliki informasi), ketika Tuan Dana akan
membeli sebuah laptop bekas namun dengan kualitas yang masih bagus, dia bisa
meminta seorang ahli komputer untuk memeriksa keadaan laptop tersebut. Apabila
penjual menolak untuk diadakanya pemeriksaan maka Tuan Dana dapat menyimpulkan
bahwa laptop tersebut dalam keadaan yang tidak baik atau berkualitas buruk.
Dengan demikian Tuan Dana dapat memutuskan untuk menawar laptop tersebut dengan
harga yang rendah atau memilih untuk membeli laptop yang lain.
Contoh
pemindaian lain yang tidak terlihat dengan jelas namun hasilnya sangat
bermanfaat. Sebuah perusahaan asuransi kesehatan mengalami kesulitan dalam
menetapkan harga premi asuransi kepada para pembeli polis asuransi karena
kurangnya informasi mengenai keadaan kesehatan mereka. Apabila perusahaan
tersebut menetapkan harga premi yang sama dengan menganggap semua pembeli polis
asuransi memiliki kemungkinan sakit yang sama maka akan membuat para pembeli
polis yang memiliki kondisi kesehatan yang tidak begitu parah mengalami
kerugian. Sebab mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk terserang
penyakit. Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan asuransi mengambil sebuah
cara untuk memisah-misahkan para pembeli polis yang memiliki kondisi kesehatan
yang parah dengan mereka yang memiliki kondisi yang tidak begitu parah. Dengan
cara, perusahaan menawarkan harga polis yang berbeda sehingga mendorong mereka
untuk memisahkan diri. Polis yang satu memiliki harga yang tinggi dengan
keunggulan menutupi semua biaya kesehatan apabila pemilik polis mengalami
sakit. Sedangkan premi yang lain memiliki keunggulan yaitu dengan harga yang
rendah namun, pemilik polis harus mengeluarkan biaya pertama senilai $ 575 apabila
pemilik polis mengalami sakit dan sisanya akan dibiayai oleh perusahaan
asuransi. Potongan kerugian ini akan menjadi beban bagi para pemilik polis yang
memiliki kondisi kesehatan buruk karena mereka lebih mungkin terserang sakit.
Maka dengan adanya potongan kerugian yang cukup besar, pols yang preminya
rendah ditambah potongan kerugian aakan menarik para pemilik polis yang
memilikikondisi kesehatan yang tidak begitu buruk karena mereka tidak
berkemungkinan besar terserang sakit. Dengan cara tersebut, para pembeli polis
akan mengungkapkan informasi pribadi mereka sendiri dengan memilih harga premi
yang berbeda.
INFORMASI TIDAK
SEMPURNA DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Setelah mengetahui efek dari informasi tidak
sempurna, kita perlu sikap berhati-hati dengan pasar untuk memenuhi kebutuhan.
Ketika suatu pihak tahu lebih banyak daripada pihak yang lain, pasar dapat
gagal dalam mengalokasikan sumber-sumber daya mereka untuk dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Para pemilik usaha barang-barang bekas akan kesulitan dalam
menjual produk yang benar-benar berkualitas karena para pembeli trauma atau
telah memandang buruk citra penjual barang bekas. Begitu juga orang-orang yang
memiliki gangguan kesehatan yang tidak begitu parah ingin mendapat asuransi
kesehatan akan kebinggungan dalam memilih perusahaan asuransi yang menawarkan
biaya yang rendah. Karena pada umumnya perusahaan asuransi menawarkan harga
premi asuransi yang sama nominalnya antara orang-orang yang memiliki gangguan
kesehatan yang parah dengan orang-orang yang tidak begitu parah kondisi
kesehatannya. Masalah yang timbul akibat informasi tidak sempuna tidak bisa
ditangani secara sepihak oleh pengusaha ataupun konsumen. Hal ini menyebabkan
perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut. Namun pemerintah
juga mengalami tiga kendala yaitu, pertama pasar swasta kadang-kadang mampu
menangani informasi tidak sempurna menggunakan kombinasi antara pemberi sinyal
dan pemindaian. Yang kedua, pemerintah jarang memiliki informasi yang lebih
daripada pihak-pihak swasta. Meskipun alokasi sumber-sumber daya oleh pasar
bukanlah hal terbaik, mungkin ini merupakan hal yang terbaik kedua. Artinya,
ketika terdapat informasi tidak sempurna para pembuat kebijakan akan sulit
memperbaiki hasil-hasil pasar yang diakui memang tidak sempurna. Yang ketiga,
pemerintah bukanlah institusi yang sempurna.
SOLISI PASAR
Salah
satu akibat yang ditimbulkan dari informasi yang tidak sempurna adalah
melanggar salah satu asumsi persaingan sempurna yang mengakibatkan kegagalan
pasar. Namun tidak semua masalah informasi yang tidak sempurna merupakan
kegagalan pasar. Informasi pasar sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tersebut dalam mengambil keputusan maupun dalam
menentukan suatu pilihan terhadap barang-barang konsumsi. Informasi dapat
dihasilkan dari barang-barang konsumsi mengenai kuantitas, kualitas, harga dll.
Namun, seringkali informasi dihasilkan oleh para konsumen dan produsen itu
sendiri. Untuk mencapai tujuan dan kebutuhannya pihak yang memerlukan informasi
terdorong untuk berusaha mengumpulkan informasi, proses pengumpulan ini disebut
penyelidikan pasar. Apabila seseorang membutuhkan sebuah motor bekas dengan
harga yang rendah dan kualitas yang masih baik, maka langkah pertama yang harus
dilakukannya adalah mengumpulkan informasi menyangkut harga dan karakteristik
motor yang masih berkualitas. Setelah informasinya diperoleh maka orang
tersebut dapat mengambil keputusan yang bijaksana untuk membeli motor. Selama
informasi yang diinginkan belum terpenuhi, konsumen akan terdorong untuk terus
mencari informasi yang dibutuhkan sampai konsumen dapat menentukan keputusan
yang sesuai dengan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi tersebut.
Karena dalam proses pencarian informasi, konsumen telah mengeluarkan/mengorbankan
biaya dan waktunya. Hal ini, serupa dengan yang dialami perusahaan untuk
mencari informasi dari tenaga kerja. Sutau perusahaan akan mengeluarkan biaya
untuk mencari informasi tenaga kerja dengan proses recuitment dan menghabiskan
waktu untuk proses penyeleksian kemampuan tenaga kerja. Tidak hanya dalam
proses pencarian tenaga kerja, perusahaan juga akan mencari informasi untuk
proses pemaksimalan laba. Perusahaan akan mengeluarkan biaya dan waktu untuk
mengumpulkan informasi dari konsumen dan akan terus terdorong mencari informasi
jika manfaat yang dihasilkan dari proses pencarian informasi belum sebanding
dengan biaya dan waktu yang dikeluarkan.
Apabila
sebuah perusahaan tidak dapat menangani masalah untuk mengumpulkan informasi
sendiri maka perusahaan dapat memanfaatkan media atau lembaga yang menyediakan
informasi yang dibutuhkan perusahaan. Sebagai contoh, media cetak(majalah) yang
melakukan berbagai pengujian terhadap produk-produk tertentu dan menjual
informasinya dari hasil pengujian kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tersebut. Selain dengan cara melakukan pengujian juga
dapat dilakukan pembandingan beberapa produk dalam hal kualitas, harga, maupun
keunggulan lain dari masing-masing produk. Contoh lain lembaga yang menawarkan
jasa dalam membantu perusahaan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan
adalah lembaga biro-biro kredit. Lembaga ini melacak riwayat kredit sejumlah
orang da menjual laporan kredit kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
evaluasi calon pelanggan kredit.
Karena
mekanisme pasar menangani banyak masalah informasi baik dari perusahaan ataupun
konsumen maka informasi yang disampaikan tidak dapat sempurna. Oleh karena itu,
kita tidak perlu mengasumsikan informasi sempurna untuk menghasilkan sumber
daya secara efisien.
SOLUSI PEMERINTAH
Informasi adalah
salah satu dari barang publik yang tersedia untuk semua orang. Apabila suatu
perusahaan menghasilkan sebuah informasi maka semua orang berhak untuk
mengetahuinya tanpa adanya biaya yang dikeluarkan. Dengan ini, informasi
tersebut tidak menimbulkan suatu persaingan dalam konsumsi. Apabila informasi
tersebut sangat mahal bagi masing-masing individu untuk mengumpulkan dan
menyebarkannya, maka akan lebih murah bagi pemerintah untuk memproduksinya
sekaligus untuk semua orang. Dalam banyak kasus, pemerintah telah menyusun
lembaga-lembaga administrasi khusus untuk menjamin bahwa informasi yang tepat
mencapai masyarakat secara menyeluruh. DPR mendirikan The Federal Trade
Commision dalam tahun1914 khusus untuk menangani praktek perdagangan yang tidak
adil dan menipu yang merugikan masyarakat. FTC mengatur pemasangan iklan,
menetapkan standar untuk mengungkapkan isinya dan seterusnya guna menjamin
informasi yang disampaikan benar dan tidak menyimpang. Komisi keamanan produk
konsumen menetapkan standar keamanan bagi produk-produk yamg menpunyai
kemungkinan tidak aman di konsumsi masyarakat. Lembaga obat dan makanan
mengatur kandungan makanan dan obat-obatan yang diizinkan di pasar berdasarkan
standart yang telah ditetapkan dan mengawasi peredaran obat-obat dan makanan
yang ilegal. Menjual obat yang belum memeliki lesensi dari perusahaan atau
dinas kesehatan merupakan hal yang melanggar hukum dan dapat dikenai sanki yang
tegas. Contoh lain, banyak pemerintah negara bagian telah menetapkan
undang-undang mobil bekas yang menjamin para pembeli mobil atas hak-hak
tertentu apabila pada akhirnya mereka mendapat mobil yang buruk.
Studi Kasus
JAKARTA, KOMPAS.com -
Pihak kepolisian kembali mengimbau warga untuk berhati-hati dalam melakukan
pembelian telepon seluler dan produk lainnya yang diiklankan melalui laman
jejaring sosial. Pasalnya, penawaran tersebut rawan penipuan.
"Seringkali penawaran lewat situs berujung
penipuan. Uangnya diminta dikirimkan lebih dulu, tapi barang yang dipesan tak
pernah sampai," kata Komisaris Aswin, Kasubag Humas Polres Metro Jakarta
Selatan, Jumat (1/6/2012).
Kasus terakhir yang diterima Mapolrestro Jaksel
adalah kasus dugaan penipuan yang dialami OWY (31). Warga Kamal, Kalideres, Jakarta
Barat ini menjadi korban penipuan setelah mengadakan transaksi pembelian
Blackberry melalui pemesanan online.
Dugaan penipuan tersebut berawal dari ketertarikan
OWY pada produk ponsel yang diiklankan CC Cell melalui lamannya di situs
jejaring sosial Facebook. Korban lalu menyatakan ketertarikannya pada
dua produk BB tipe Dakota.
Korban kemudian mendapat telepon dari nomor
08521075XXXX yang diduga sebagai pelaku. Korban pun lantas mengungkapkan
ketertarikannya untuk membeli dua unit hp BB tipe Dakota 9900, masing-masing
berwarna putih dan hitam dengan harga per unit sebesar Rp 2 juta.
Setelah bersepakat, pada hari Rabu (30/5/2012),
sekitar pukul 13.20 WIB, OWJ mendatangi Wisma Indocement, Setiabudi, Jaksel,
untuk mentransfer uang pembelian dua unit BB melalui ATM. Rekening yang dituju
adalah nomor rekening BCA atas nama HW.
Dua unit BB tersebut dijanjikan akan sampai ke
tangan OWY dua hari setelah pengiriman uang. Namun hingga hari ini, barang
pesanan tersebut tak kunjung diterima OWY. Merasa telah menjadi korban
penipuan, korban pun melapor ke Mapolrestro Jaksel.
Sumber : kompas.com
(Jumat, 1 Juni 2012)
Berdasarkan pemahaman anda terhadap
materi yang telah disampaikan di atas, tentukan penyebab permasalahan pada
studi kasus dan upaya apa yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk mencegah
permasalahan tersebut !
Ulasan jawaban :
Permasalahan
timbul akibat adanya informasi yang tidak sempurna diantara pembeli dan
penjual. Dalam kasus tersebut pihak penjual memiliki informasi yang lebih
lengkap dari pada pihak pembeli terhadap produk hp yang diperdagangkan. Pihak
pembeli tidak dapat melakukan pemindaian informasi tentang produk hp yang akan
dibelinya terlebih perdangangan tersebut dilakukan di dunia maya. Sehingga hal
ini menyebabkan pihak pembeli mengalami pemilihan yang tidak menguntungkan dan
menanggung resiko penipuan.
Upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak pembeli dalam mencegah terjadinya penipuan akibat
kurangnya informasi terhadap produk yang akan dibeli adalah dengan cara
pemindaian informasi. Pembeli dapat mencari informasi tentang produk hp yang
akan dibeli melalui pertemuan dengan penjual karena pada umumnya perdagangan
melalui dunia maya hanya menyajiakan informasi berupa gambar/foto dengan
sedikit informasi tambahan. Sebelum pembeli mendapatkan informasi yang cukup
jangan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau mentransfer uang
melalui rekening penjual. Apabila informasi produk tersebut tidak dapat
terungkap, sebaiknya pembeli tidak memutuskan untuk melakukan pembelian dan
beralih melakukan pembenian di tempat lain.
0 komentar:
Post a Comment